Winny Gunarti
Winny Gunarti Dosen

E-mail: winny.gunartiww@unindra.ac.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Rindu Air Mancur Joget di Monas

15 Juni 2016   08:27 Diperbarui: 10 Maret 2024   11:45 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu Air Mancur Joget di Monas
5760b72a24a9d52c0d8b4567.jpeg


Taman Monas (Monumen Nasional) Jakarta di sekitar tahun 1974-an pernah hadir dengan kenangan indah tersendiri. Di senja hari, saat gelap mulai merayap, pertunjukkan air mancur menari alias air mancur joget yang penuh warna menawarkan sebuah ruang kontemplasi tersendiri bagi masyarakat kota. Masyarakat berdatangan dari berbagai wilayah dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menikmati gerak gemulai air yang estetis diiringi musik instrumental. Suasana tenang, aman, nyaman, terbentuk begitu saja, membangun kesenangan tersendiri bagi penontonnya.

Sempat “tertidur” setelah mengalami kerusakan, air mancur menari Monas kembali diaktifkan oleh Gubernur DKI Sutiyoso dengan nama Air Mancur Pesona Monas pada tahun 2005 di lokasi yang pernah dibangun oleh  Gubernur DKI Ali Sadikin itu. Kali ini, air mancurnya bisa menari sekaligus menyanyi, karena tidak lagi diiringi musik-musik instrumentalia. Sayangnya, usia Air Mancur Pesona Monas juga tak panjang. Ia kembali “tertidur” lebih lama karena alasan biaya perbaikan dan perawatannya yang mahal. Rencana untuk membangunkan kembali air mancur menari ini di tahun 2016, sungguh menumbuhkan harapan bagi masyarakat yang telah lama merindukannya.

Taman Monas adalah sebuah taman kota yang tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota. Taman Monas pernah dinobatkan sebagai taman kota terbesar di Asia Tenggara. Ia memang didesain sebagai ruang terbuka hijau, dan ruang publik tempat masyarakat di lingkungannya dapat berinteraksi. Keberadaannya semakin memiliki daya tarik ketika mampu menghadirkan berbagai elemen keindahan, tidak hanya dari unsur tanaman, tata ruang taman, kenyamanan lingkungan, dan tentu saja pertunjukan seni visual air sebagai produk kesenian di lingkungan kota. 

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Dorothy Mackenzie (1970), bahwa investasi kota bukanlah semata membangun apartemen, mal, atau puluhan jalan layang, sementara pepohonan diratakan dengan tanah, oleh karena bangunan-bangunan itulah yang justru bertanggung jawab terhadap lebih banyaknya polusi eksternal dibandingkan produk lainnya.

Sebagai ciri khas kota Jakarta, kelahiran air mancur menari di taman Monas adalah untuk mengikuti gaya taman-taman kota di Eropa. Unsur-unsur kesejukan dan ketenangan yang dibawa oleh air ternyata memiliki kekuatan-kekuatan yang dapat menghasilkan sebuah kreativitas teraba sekaligus tak teraba.  Ia membentuk ikon dan menjadi bagian dari seni budaya kota. Desain air mancur Monas dapat dikatakan sebagai sebuah karya seni visual yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Ketika air menjadi objek visual, ia menjelma menjadi sebuah fantasi dan imajinasi.

Keberadaan air mancur menari Monas sudah seharusnya segera kembali hadir menjadi penyejuk hati masyarakat kotanya. Sebagai unsur alam, ia telah ditakdirkan untuk memuat sejumlah tujuan tentang makna kota itu sendiri.  Mizu ni nagasu (let flow in the water) kata pepatah Jepang, yang artinya lupakanlah kejadian yang telah lalu. Konon air membantu kita untuk mengalir menemukan harapan baru.

Alquran dalam Surat ke-13 Ar-Ra’du (Petir), ayat 17  juga menjelaskan tentang kekuatan dan keindahan air: “Allah menurunkan air dari langit, lalu mengalir di lembah-lembah menurut ukurannya, maka aliran air itu mengandung buih yang menggelembung. Dan dari benda (logam) yang mereka lebur dalam api untuk perhiasan atau peralatan ada pula buih seperti buih air itu...”

Dalam konteks visual, air mancur menari memiliki semua elemen mulai dari titik air, garis air, bidang air, bentuk air, ruang air, tekstur air, dan warna air. Terlebih bila ditambahkan efek cahaya dari sinar laser yang spektakuler. Dampaknya, persepsi sebuah keluarga yang menonton air mancur menari tentu berbeda dengan persepsi sepasang kekasih yang sedang dipenuhi perasaan cinta. Memang disitulah letak keindahan air mancur menari. Sebagai sebuah hasil kreativitas, ia adalah "sesuatu" yang sulit dijelaskan dalam kata-kata. Air mancur joget... Air Mancur Pesona Monas, kutunggu kau kembali.

Sumber Foto

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun