Idul Fitri, Kembali kepada Kejadian Asal Manusia
Berdasarkan makna etimologisnya, Idul Fitri sering diartikan sebagai "kembali kepada kesucian". Mungkin arti Idul Fitri tersebut adalah yang paling dikenal oleh masyarakat muslim Indonesia dan yang paling sering digunakan. Namun ada juga yang memahami Idul Fitri dengan arti lain.
Mengapa Idul Fitri banyak diartikan sebagai "kembali kepada kesucian"? Selain karena (salah satu) arti Idul Fitri demikian, juga hal itu bisa dipahami sebagai sebuah keinginan atau harapan umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh jiwa mereka kembali menjadi bersih.
Bulan Ramadan selain disebut sebagai bulan penuh kebaikan dan penuh berkah, juga disebut sebagai bulan penuh ampunan. Orang-orang yang menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh dengan penuh keimanan dan menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya, akan diampuni semua dosanya,
Diampuni dosa artinya jiwa seseorang akan menjadi bersih. Sebab dosa adalah kotoran yang melekat pada jiwa. Dengan demikian orang-orang yang menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh dengan penuh keimanan dan menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya pada tanggal 1 syawal atau pada saat Idul Fitri jiwanya menjadi bersih.
Kemudian mengapa ada kata "kembali" dalam kalimat "kembali kepada kesucian"? Dalam pandangan Islam semua manusia pada dasarnya, pada mulanya suci, bersih dari segala dosa seperti bayi yang baru dilahirkan. Namun setelah dewasa manusia kemudian melakukan beberapa kesalahan dan dosa sehingga jiwanya menjadi kotor.
Dengan begitu, ketika pada saat Idul Fitri tanggal 1 Syawal umat Islam menjadi bersih jiwanya dari dosa, pada hakikatnya telah kembali kepada kesucian. Itulah esensi dari Idul Fitri.