Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah

10 Mei 2022   13:04 Diperbarui: 10 Mei 2022   19:56 3294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah
Sumber : kompas.com

Judul di atas saya ambil dari matan sebuah hadits Nabi saw yang sangat populer dan familiar di telinga banyak orang. Bahkan tak jarang matan hadits tersebut dijadikan kata-kata bijak atau "peribahasa".

Matan lengkap hadits tersebut sebagai berikut, "al-yadu al-'ulya khoerun min al-yadi as-suflaa. Fa al-yadu al-'ulya hiya al-munfiqotu. Wa as-suflaa hiya as-saailatu." (Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi (berinfaq), sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta).

Hadits Nabi tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dengan derajat shahih. Sedangkan sanad hadits adalah Abdullah Ibnu Umar.

Menilik matan hadits tersebut ada beberapa pesan sebagai ajaran moral bagi umat Islam, yang bisa kita pahami. Pertama, anjuran agar berlaku dermawan.

Kedua, motivasi agar semangat mencari rezeki supaya memiliki sesuatu untuk diberikan. Sebab tidak akan bisa memberi sesuatu kepada orang lain kalau tidak ada yang bisa diberikan.

Ketiga, anjuran untuk tidak menjadi peminta-minta. Menjadi "tangan yang di bawah" hanya ketika dalam keadaan perlu saja.

"Mental pengemis" dalam Islam sangat dilarang. Meminta sesuatu kepada orang lain tanpa ada kebutuhan yang mendesak sangat dilarang. Artinya tidak halal bagi seseorang meminta sesuatu kepada orang lain kecuali dalam keadaan darurat.  

Dalam salah satu hadits lainnya Nabi saw mengatakan bahwa "Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya".

Kemudian dalam hadits lainnya Nabi saw memberi "warning" cukup keras, "Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api".

Begitu pula "warning" Nabi saw dalam hadits berikut yang tak kurang kerasnya. "Barangsiapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api, maka silahkan ia meminta sedikit atau banyak" (HR. Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun