Adakalanya Kita Meminta Maaf, Adakalanya Kita Memberi Maaf
Memang bukan hal yang mudah bagi kita untuk memberi maaf atau memaafkan kesalahan seseorang yang telah menyakiti hati kita atau membuat hati kita terluka. Hal itu membutuhkan keikhlasan, kelapangan hati, dan kebersihan hati.
Memberi maaf atau memaafkan kesalahan seseorang yang telah menyakiti hati kita atau membuat hati kita terluka itu berat. Apalagi tingkat kesalahan atau dosa orang itu kepada kita cukup fatal. Kita mungkin tidak akan mau memberi maaf atau memaafkan orang itu begitu saja.
Namun kita harus ingat bahwa memberi maaf atau memaafkan kesalahan dan dosa orang lain juga merupakan sikap yang baik dan terpuji. Hal itu bahkan jauh lebih baik dari meminta maaf.
Orang yang mampu memberi maaf atau memaafkan kesalahan dan dosa orang lain menunjukkan bahwa dia memiliki hati yang lembut, hati yang bersih, tidak pendendam, dan juga tidak sombong. Sebab orang yang memiliki hati yang keras, hati yang kotor, pendendam, dan sombong tak akan pernah mau memberi maaf atau memaafkan kesalahan dan dosa orang lain.
Ketika ada orang yang meminta maaf atas kesalahan atau dosanya, kita harus instrospeksi dan berkaca pada diri sendiri. Ketika kita melakukan hal yang sama kepada orang lain, tentu kita sangat berharap permintaan maaf kita itu dikabulkan.
Begitu juga orang yang meminta maaf kepada kita. Orang itu pasti sangat berharap perminataan maafnya dikabulkan oleh kita.
Dengan demikian kita jangan egois. Kita jangan hanya mau meminta maaf, tapi kita juga harus mau memberi maaf.
Ingat, dalam hidup ini adakalanya kita meminta maaf. Tapi di sisi lain dalam hidup ini adakalanya kita juga harus mau memberi maaf. Hidup memang harus take and give.