Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Papajar, Tradisi Menyambut Bulan Ramadan Itu Masih Ada

2 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:54 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papajar, Tradisi Menyambut Bulan Ramadan Itu Masih Ada
Ilustrasi tradisi Papajar (Sumber: tribunnews.com)

Alasan kedua, mobil truk bak terbuka bisa memuat banyak orang. Selain itu harga sewanya juga relatif lebih murah.

Alasan ketiga, naik mobil truk bak terbuka secara beramai-ramai ada keseruan dan keakraban tersendiri. Naik mobil truk bak terbuka juga bisa lebih mendekatkan hubungan keluarga, teman, atau tetangga. Sebab selama di perjalanan mereka akan saling mengobrol dan bercengkrama.

Ilustrasi Papajar dengan naik mobil truk bak terbuka (Sumber: tribunnews.com)
Ilustrasi Papajar dengan naik mobil truk bak terbuka (Sumber: tribunnews.com)

Mereka yang melakukan Papajar dengan naik kendaraan mobil truk bak terbuka bisa dipastikan mereka akan pergi ke tempat wisata yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal mereka.

Tempat wisata favorit saat itu sebagai lokasi Papajar adalah pantai Pelabuhan Ratu (Sukabumi) dan Kebun Raya Cibodas (Puncak Cianjur). Agak ke sini, setelah ada waduk Cirata, banyak orang yang juga melakukan Papajar ke pantai Jangari dan bendungan Cirata, Cipeundeuy (Bandung Barat).

Adapun orang-orang yang melakukan Papajar di sekitar tempat tinggal, biasanya mereka melakukan Papajar di teras rumah, di halaman rumah yang luas, di lapangan, di kebun, atau di tempat lain yang luas dan lapang.

Mereka biasanya sambil mengadakan acara ngaliwet bersama. Ngaliwet, yaitu membuat nasi liwet secara dadakan dalam wadah yang besar lengkap dengan lauk pauknya.

Setelah liwet dan lauk pauknya matang, lalu ditumpahkan ke atas daun pisang yang diletakkan secara berjejer memanjang. Mereka kemudian menyantap nasi liwet itu panas-panas plus sambal pedas. Seru dan nikmat.

Mereka yang melakukan Papajar di tempat biasanya komunitas anak-anak santri yang mengaji di pesantren atau tempat pengajian lainnya. Tapi tak jarang pula komunitas lain yang melakukan Papajar di tempat supaya lebih ekonomis tapi tetap seru.

Sewaktu terjadinya pandemi covid-19, tradisi Papajar ini praktis tidak banyak dilakukan oleh masyarakat Cianjur. Sebab saat itu jelas, ada larangan untuk berkerumun.

Pasca pandemi covid-19, tradisi Papajar kembali dilakukan oleh masyarakat Cianjur. Akan tetapi kemeriahan Papajar saat ini jelas tidak semeriah dan se-sakral Papajar waktu saya kecil dulu. Hal ini tidak mengherankan, sebab seiring perubahan zaman tentu nilai-nilai tradisi akan mengalami pergeseran.

Hanya yang jelas, tradisi Papajar di kabupaten Cianjur dan sekitarnya saat ini masih ada. Banyak orang yang masih melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun