Wiwin Zein
Wiwin Zein Freelancer

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Saling Menghantar Makanan Jelang Lebaran

2 April 2024   07:15 Diperbarui: 2 April 2024   07:17 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Saling Menghantar Makanan Jelang Lebaran
Ilustrasi tradisi nagnteuran (Sumber: kompas.com)

Ini pengalaman masa kecil dulu setiap menjelang hari raya Idulfitri alias menjelang lebaran. Ini tentang sebuah tradisi, yang mungkin saja saat ini di sebagian tempat masih ada tapi di sebagian tempat lain sudah tidak ada.

Di kampungku dulu yang ada di wilayah kabupaten Cianjur (Jawa Barat) dan kampung-kampung sekitarnya, setiap menjelang lebaran ada sebuah tradisi saling menghantar makanan dengan kerabat atau tetangga. Tradisi ini disebut dengan nganteuran (Bahasa Sunda = menghantarkan).

Tradisi nganteuran tersebut mungkin juga tidak hanya ada di Cianjur, tapi juga ada di kabupaten atau wilayah lain di Jawa Barat khususnya.

Tradisi nganteuran ini biasanya sudah mulai dilakukan oleh satu keluarga sepuluh hari menjelang lebaran. Akan tetapi umumnya banyak dilakukan H min tiga menjelang lebaran. Sedangkan puncaknya adalah H min satu menjelang lebaran.

Tradisi nganteuran adalah tradisi saling menghantar makanan berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya. Nasi dan lauk pauknya itu dikemas ke dalam satu set rantang.

Untuk melakukan tradisi tersebut sebuah keluarga sengaja memasak makanan yang banyak. Kurang lebih seperti mau hajatan dalam skala kecil.

Mereka, dari pagi hari memasak nasi, daging, tumis (wortel, kol, dan bihun), goreng kentang, goreng kerupuk, dan sebagainya. Nah siang menjelang sore hari makanan itu mulai dihantarkan.

Banyak atau sedikitnya makanan yang dimasak, tergantung seberapa banyak keluarga yang akan dianteuran. Mungkin 20 keluarga, mungkin 30 keluarga, atau mungkin lebih banyak dari itu. Jadi banyaknya makanan yang dimasak disesuaikan dengan "target" keluarga yang akan dihantarkan makanan.

Keluarga yang dihantarkan makanan biasanya dimulai dari tetangga atau kerabat terdekat. Umumnya tetangga/kerabat yang ada di depan rumah terlebih dahulu, baru kemudian tetangga/kerabat lainnya.

Siapa yang menghantarkan makanan itu? Umumnya anak-anak kecil (usia sekolah dasar atau SMP) yang ada di keluarga itu. Akan tetapi jika satu keluarga yang akan menghantarkan makanan tidak punya anak kecil, mereka biasanya mengupah anak tetangga atau anak kerabat mereka untuk menghantarkan makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun