Agus Sutisna
Agus Sutisna Dosen

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadhan Talks (7): Berburu Promo, Jangan Lupa Kendalikan Syahwat Belanja

21 Maret 2024   13:08 Diperbarui: 21 Maret 2024   13:16 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Talks (7): Berburu Promo, Jangan Lupa Kendalikan Syahwat Belanja
www.surya.co.id

Dari satu sisi cukup jelas, Ramadhan memang benar-benar menghadirkan keberkahan, jiyadatul khoir (kebaikan yang melimpah, meluas dan berkesinambungan) bagi semua.

Keberkahan itu tak hanya berkenaan dengan aspek esoteris (bathiniyah) umat Islam yang menjalankan ibadah puasa, dimana dengan puasa seorang muslim memperoleh limpahan kenikmatan dan kepuasan bathin. Melainkan juga terkoneksi dengan aktifitas-aktifitas sosial masyarakat. Sebagaimana halnya dengan Islam sendiri sebagai sebuah ad-din (agama), ia merupakan rahmatan lil 'alamin, kasih sayang bagi semesta alam.

Begitulah saya melihat dalam skala makro bagaimana sektor ril ekonomi hidup dan amat bergairah di bulan Ramadhan. Dan ini melibatkan bukan hanya umat Islam atau orang-orang yang berpuasa, tetapi juga saudara-saudara non-Muslim. Dalam konteks yang lebih spesifik, keberkahan ini antara lain nampak pada aktifitas promo penjualan barang dan jasa yang secara siklis selalu hadir meriah di setiap momen Ramadhan.

Aktifitas promo Ramadhan yang digelar oleh berbagai perusahaan  penyedia barang dan jasa menawarkan kesempatan pada konsumen untuk memperoleh barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Dan pada saat yang sama tentu saja perusahaan-perusahaan dan matarantai pelaku aktifitas penjualannya juga mendapatkan untung, disamping citra positif perusahaan di mata konsumen. Berkah Ramadhan.

Pesan Syar'i : Kendalikan Syahwat Belanja

Dari sudut pandang demikian, umat Islam tentu patut mensyukuri kehadiran berbagai aktifitas promo itu. Apalagi jika, dan ini biasanya ditawarkan sebagai bagian dari program promo, ruanglingkup kegiatannya juga disertai dengan paket acara khas Ramadhan seperti kajian keslaman atau kultum dan donasi untuk lembaga-lembaga sosial, panti dan lain-lain.

Namun demikian, bersama dengan kesyukuran itu umat Islam hendaknya juga tetap memperhatikan berbagai aspek dalam memanfaatkan tawaran-tawaran promo Ramadhan ini. Salah satu yang paling prinsip adalah soal kendali diri atas syahwat belanja yang bisa saja menjadi "kalap" karena tergiur aneka macam promo.

Syahwat belanja yang tidak terkendali, yang kemudian mengabaikan keseimbangan antara anggaran yang tersedia dengan porporsi kebutuhan jelas bisa memicu masalah finansial rumah tangga. Sehingga alih-alih memberikan berkah dan kemanfaatan, promo-promo itu justru bisa memicu bencana keuangan.    

Oleh karena itu, pesan-pesan syar'i sebagaimana tertuang dalam Al Quran untuk tidak berperilaku boros, berlebihan (ishraf) dan hawa nafsu penting untuk selalu dipedomani.

 "...janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra : 26-27).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun