Aji Mufasa
Aji Mufasa Wiraswasta

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Berkumpul dalam Kepedulian: Tradisi Iftar Bersama dalam Bulan Ramadan

17 April 2023   16:30 Diperbarui: 17 April 2023   16:33 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkumpul dalam Kepedulian: Tradisi Iftar Bersama dalam Bulan Ramadan
ilustrasi by freepik

 

Bulan Ramadan tahun ini akan segera berakhir, bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan yang dijalani dengan penuh rasa suka cita, semangat ibadah, dan juga tradisi-tradisi sosial yang kaya makna. Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dalam bulan Ramadan adalah iftar bersama, saat keluarga, teman, dan komunitas Muslim berkumpul dalam kepedulian dan persaudaraan.

Sebagai sebuah tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu, iftar bersama bukan hanya sekadar makan bersama setelah berpuasa. Lebih dari itu, tradisi ini mengandung nilai-nilai sosial, spiritual, dan kemanusiaan yang kuat. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul, makna, serta manfaat dari tradisi iftar bersama, serta bagaimana tradisi ini beradaptasi dengan zaman modern.

Bersiaplah untuk memahami lebih dalam tentang tradisi iftar bersama dan betapa indahnya berkumpul dalam kepedulian dan persaudaraan dalam bulan suci Ramadan. Mari kita merenungi nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini dan bagaimana hal ini dapat memperkaya pengalaman Ramadan kita.

Berkumpul dalam kepedulian dan persaudaraan bukanlah hal baru dalam budaya Muslim. Sejarah dan asal usul tradisi iftar bersama dapat ditelusuri hingga zaman dahulu kala. Dalam budaya Muslim, tradisi iftar bersama telah menjadi bagian integral dari bulan Ramadan, bulan suci yang penuh makna bagi umat Islam.

Makna dan filosofi di balik tradisi iftar bersama sangat dalam. Lebih dari sekadar berbagi hidangan untuk buka puasa, iftar bersama menjadi simbol kepedulian dan persaudaraan Muslim. Saat berbuka puasa bersama, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga mengisi hati dengan kasih sayang, toleransi, dan rasa saling menghormati antar sesama.

Pentingnya memahami makna tradisi iftar bersama dalam konteks budaya dan agama Islam tidak bisa diabaikan. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai Islam yang mendorong persaudaraan, kebersamaan, dan empati terhadap sesama manusia. Melalui iftar bersama, kita belajar untuk saling menghargai perbedaan, menghormati budaya dan agama masing-masing, serta menjalin hubungan sosial yang kuat dalam kerangka kasih sayang dan kepedulian sebagai seorang Muslim.

Bergabung dalam tradisi iftar bersama adalah salah satu cara untuk merayakan nilai-nilai luhur dalam budaya dan agama Islam, serta menghargai keberagaman dalam komunitas Muslim. Dengan memahami asal usul, makna, dan filosofi di balik tradisi ini, kita dapat menghayati dan menjalankan iftar bersama dengan penuh pengertian dan apresiasi terhadap warisan budaya dan agama kita.

Tradisi iftar bersama dijalani dengan serangkaian praktik yang menghadirkan momen berharga dalam bulan Ramadan. Bagaimana sebenarnya tradisi ini dilakukan dalam praktiknya?

Tempat-tempat di mana tradisi iftar bersama sering dilakukan sangat beragam. Biasanya, iftar bersama dilakukan di masjid, tempat ibadah yang menjadi pusat kegiatan beribadah bagi umat Muslim. Masjid menjadi tempat yang menyatukan komunitas Muslim dalam beribadah, termasuk dalam berbuka puasa bersama. Selain itu, iftar bersama juga sering dilakukan di rumah, di mana keluarga dan teman dekat berkumpul untuk menyambut waktu berbuka puasa. Tak jarang pula, iftar bersama dilakukan di tempat umum atau di komunitas Muslim yang lebih luas, seperti pusat kegiatan sosial atau lembaga amal.

Selama iftar bersama, ada berbagai aktivitas yang dilakukan. Salah satu yang paling mencolok adalah berbagi makanan dan minuman. Hidangan yang disiapkan untuk berbuka puasa biasanya beragam, mulai dari kurma, air putih, hingga hidangan berat dan penutup. Makanan dan minuman tersebut dibagi-bagikan kepada semua yang berpartisipasi dalam iftar bersama, mencerminkan nilai berbagi dan kepedulian sosial dalam budaya Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun