Yulie Kusuma
Yulie Kusuma Penulis

Penulis dan blogger yang menjadikan tulisan sebagai cara untuk berbagi ide dan inspirasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Work, Life, Ibadah Balance, Apakah Mungkin?

23 Maret 2024   16:17 Diperbarui: 23 Maret 2024   16:22 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Work, Life, Ibadah Balance, Apakah Mungkin?
sumber canva.com

Dalam kehidupan yang serba cepat dan sibuk seperti saat ini, mencari keseimbangan tidaklah mudah. Awalya kita hanya memperhatikan keseimbangan antara kerjaan dan kehidupan. Anggap saja hidupku adalah seputar keluarga dan Ibadah. Antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah menjadi semakin rumit. Kenapa?

Ketika kita terlalu terfokus pada satu aspek saja, risiko kelelahan, stres, dan ketidakpuasan dapat meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kehidupan selain kerja. Kita harus menikmati hidup dan juga sempat untuk bersenang-senang. Tapi kemudian ada pertimbangan lain. Ibadah seharusnya mengambil porsi besar dalam hidup. 

Strategi Mencapai Work, Life, Ibadah Balance

Bagi kita, untuk memiliki pemahaman tentang bagaimana mencapai keseimbangan yang sehat antara semua aspek kehidupan, bukan hal mudah. Namun dengan kesadaran, perencanaan yang baik, dan komitmen, kita dapat mencapai harmoni antara bekerja, menjalani kehidupan pribadi yang memuaskan, dan memperdalam spiritualitas kita melalui ibadah. 

Artikel berikut akan menjelajahi strategi dan praktik untuk mencapai keseimbangan yang diinginkan. Kita bisa menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan secara keseluruhan. Terutama untuk mengibangi antara semua hal yang kita anggap penting. Sebut saja kehidupan, pekerjaan, dan ibadah. 

1. Buat Jadwal

Keseimbangan bisa dicapai dengan menentukan porsinya. Pertimbangkan berapa jam Anda akan alokasikan untuk kerja, ibadah, atau interaksi secara sosial. Lalu, buat jadwal kegiatan yang akan dilakukan. Meski sepele, hal ini bisa berlaku secara efektif dan juga efisien. Buat dalam jadwal rincian seperti harian dan bulanan.

Ketika Anda membuat jadwal, pastikan ada waktu untuk keluarga, teman, dan aktivitas relaksasi untuk spiritual dan fisik. Saat meluangkan waktu, coba matikan smartphone dan nikmati kebersamaan. Kalau Anda memutuskan sesuatu, coba untuk tidak membiarkan pikiran ketempat lain.

2. Optimasi Waktu 
Waktunya tidur, pakai untuk tidur. Kalau sudah waktunya bertemu keluarga, tepati dengan tepat. Banyak orang membuang banyak waktu dengan hal-hal tidak bermanfaat. Misalnya memakai ponsel untuk membuat jadwal. Kemudian, menghabiskan dua jam untuk scrolling Facebook dan Instagram. Coba lakukan beberapa cara mencapai work-life-pray balance berikut

a.Datang tepat waktu
b.fokus pada penyelesaian kerja
c.Hindari terlalu lama membuka media sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun