Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Desainer

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

#MendadakDakwah Eps 19: Menghindari Perilaku Tercela (Dendam, Munafik, dan Takabur)

21 April 2022   17:19 Diperbarui: 21 April 2022   17:24 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#MendadakDakwah Eps 19: Menghindari Perilaku Tercela (Dendam, Munafik, dan Takabur)
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Contoh orang yang munafik tidak spesifik pada satu orang, namun salah satunya adalah seorang wanita yang berhijab syar'i, jangan disangka selalu bertutur kata sopan dan berlaku santun. Bisa saja dia kesehariannya nongkrong dengan orang yang banyak melakukan maksiat, seperti merokok dan minum minum alkohol. Salat dia tidak pernah lakukan, jika iya tidak pernah lima waktu, mengaji pun tidak. Dia menghabiskan waktunya dengan pura-pura beriman kepada Allah SWT hanya karena tampangnya mensugestikan dia taat agama.

Dalil tentang dendam:
"Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)." (HR. Muslim)

Dalil tentang kemunafikan:
"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (Q.S. at-Taubah: 68)

Muslim yang baik juga harus senantiasa rendah hati dan tidak sombong atau takabur. Takabur adalah sifat atau perbuatan orang yang merasa dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai, atau lebih segalanya dan memandang rendah orang lain. Orang yang memiliki sifat takabur tidak hanya akan dibenci oleh Allah SWT, tetapi juga akan ditinggalkan oleh orang lain. Karena, jika orang sombong, bisa merugikan banyak orang.

Misalnya, kita mempunyai teman semasa sekolah bernama Putra. Putra dibesarkan dalam sebuah keluarga yang hidup serba berkecukupan. Ayahnya pekerja kantoran, ibunya pegawai salon. Di rumahnya ada lima orang pembantu. Segala apa keinginannya selalu mereka penuhi. Selain itu, di halaman belakang rumah Putra juga ada kolam renangnya. 

Ada PlayStation, AC, kipas angin, televisi ukuran besar, komputer sendiri, Wi-Fi, bahkan ada kulkas. Ada minuman dingin, camilan, makanan ringan, buah-buahan, bahkan ada es krim. Karena serba punya inilah Putra tumbuh menjadi anak yang sombong dan manja. Tidak ada yang mau berteman dengannya. Putra selalu menyombongkan kepunyaannya. Dia juga lupa akan Tuhannya.

Makin ke sini kesombongan Putra makin menjadi-jadi. Hingga suatu hari, dia jatuh miskin dan melarat. Rumahnya disita, orang tuanya kehilangan pekerjaan, dan dia dikeluarkan dari sekolah karena menunggak SPP. Dia terpaksa makan dengan garam dan tidur di kolong jembatan. Putra gelandangan karena kena karma sebagai akibat terlalu sombong.

Dalil tentang takabur:
Dari Haritsah bin Wahb, dia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Maukah kau aku beritahu tentang penduduk neraka?" Para sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabur (sombong)." (HR. Muslim)

Orang yang di hatinya selalu menyimpan dendam, kemunafikan, dan takabur, akan menempati tempat terburuk di neraka. Oleh karena itu, yuk, kita senantiasa jadi pribadi Muslim yang pemaaf, jujur, dan rendah hati.

Stay tuned besok karena kita akan membahas materi berbeda, yaitu adab di kamar mandi.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun