Bahagia Menyambut Ramadan, Tetap Patuhi Prokes
Ramadhan kedua di era pandemi ini geliatnya jauh lebih terasa daripada tahun kemarin. Bisa dimaklumi, tahun kemarin saat mulai mewabahnya corona kita begitu takut keluar rumah. Kampung rasanya sepi. Dari hari ke hari acara yang sering disetel adalah update berita corona terkini dan celakanya corona semakin menjadi.
Ramadhan tahun ini berbeda, karena sedikit banyak kita sudah mampu beradaptasi, juga vaksinasi sudah mulai dilaksanakan, suasananya terasa lebih hangat daripada tahun kemarin.
Pasar takjil sudah mulai buka, tarawih dan taddarus juga dilaksanakan di masjid-masjid dan langgar.
Di tengah kebahagiaan menyambut datangnya bulan suci ini alangkah baiknya kalau kita tetap berhati-hati karena kita masih dalam suasana pandemi. Protokol kesehatan, 5M harus tetap kita laksanakan karena dalam bulan Ramadhan selalu ada kerumunan baik yang biasa maupun yang dadakan. Kerumunan yang bisa timbul di masa Ramadhan adalah:
1. Di komplek pemakaman
Tradisi nyekar masih begitu kental dilaksanakan masyarakat Jawa. Nyekar adalah wujud bakti kita yang masih hidup pada keluarga yang sudah meninggal. Jadi kalau kemarin terhalang oleh pandemi maka tahun ini harus disempatkan. Ramainya komplek pemakaman bisa berlangsung sebelum, beberapa hari di awal Ramadhan atau menjelang Idul Fitri.
2. Tempat belanja
Saat Ramadhan para ibu harus selalu siaga jangan sampai kehabisan bahan untuk dimasak guna persiapan buka dan sahur. Bahkan kadang di antara buka dan sahur anak-anak menginginkan kudapan. Jadinya stock bahan makanan harus selalu ada di kulkas. Karena itu pergi ke tempat belanja dilakukan lebih rajin dari biasanya.
3. Pasar takjil dadakan
Satu hal yang membuat Ramadhan terasa berbeda adalah munculnya pasar takjil. Pasar takjil diisi oleh pedagang dadakan dan sesuai namanya yang paling b