Cerita Perjalanan Malang-Mojosari di H+2 Lebaran
Sampai di Japanan kami berhenti dan pindah bus kecil menuju terminal Mojosari. Suasana begitu panas. Tentu saja, kami tiba di Japanan pas azan Dhuhur.
Bus kecil yang penuh penumpang melaju dengan cepat. Penumpang bergantian ada yang naik ataupun turun dari bus. Semua tampak habis silaturahmi atau mau berangkat silaturahmi. Tampak dari penampilan mereka yang masih menggunakan busana muslim yang cantik-cantik.
Tepat di depan terminal Mojosari kami berdua dijemput dan langsung menuju perumahan tempat tinggalnya.
Hari yang melelahkan. Setelah dua tahun kami tidak berani kemana-mana karena pandemi, kini aktivitas sudah menuju normal kembali meski prokes harus tetap ditaati.
Namun segala kelelahan seakan terbayar ketika sebuah kejutan telah menanti di rumah adik. Ternyata di sana sudah ada bulik kami yang sudah begitu lama tidak bertemu.
Pertemuan terasa begitu mengharukan. Bagaimna tidak? Di masa kecil saya, bulik sangat sayang pada saya dan sering mengajak saya jalan-jalan ke mana-mana. Kini tiba-tiba kami bertemu setelah begitu lama tidak pernah saling berkirim kabar.
Kalau dihitung, lebih dari dua puluh tahun yang lalu terakhir kami bertemu, sesudah itu bulik merantau ke Kupang dan kontak seakan terputus. Kami tidak pernah tahu alamat, maupun nomor kontaknya. Sungguh kebesaran Allah di H+2 itu kami bisa saling bertemu.
Demikian sedikit catatan perjalanan saya dari Malang ke Mojosari di H+2 Lebaran.
Buat sahabat Kompasiana yang sekarang dalam perjalanan kembali ke rumah setelah mudik, hati- hati di jalan. Tetap patuhi prokes, semoga selamat sampai rumah, dan siap beraktivitas kembali seperti sediakala.