Jolotundo, Sejuknya Petirtaan di Kaki Gunung Penanggungan
Di H+4 Lebaran kami mengadakan perjalanan tadabbur alam ke Petirtaan Jolotundo.
Tadabbur alam adalah sebuah proses untuk merenungi dan menghayati segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang telah diciptakan oleh-Nya, yang bertujuan untuk lebih mengenal alam, lebih dekat dengan alam, sehingga bisa menjaga dan melestarikan keberadaannya.
Ya, setelah bersilaturahmi selama beberapa hari, kini saatnya bagi kami untuk membaca dan menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Mengapa Jolotundo? Alasannya sederhana, karena mudah dijangkau dan letaknya yang tak jauh dari Mojosari, tempat tinggal adik saya.
Akses jalan menuju petirtaan beraspal bagus, sehingga dengan bersepeda motor selama kurang lebih 45 menit kami sudah sampai di petirtaan.
Berenam kami berangkat dengan tiga sepeda motor. Gunung Penanggungan tampak berdiri kokoh di depan kami. Sepanjang perjalanan mata dimanjakan dengan indahnya pemandangan desa. Betapa teduh rasanya melihat sawah-sawah dan hijaunya pepohonan.
Suasana lebaran membuat jalan masih sepi. Kendaraan yang melintas masih begitu jarang. Sehingga kami sesekali bisa memotret alam sekitar yang tersaji demikian cantik.
Sampai di sebuah pertigaan ada tanda yang menunjukkan arah menuju petirtaan Jolotundo. Kami segera mengambil jalan ke kiri. Jalannya agak menanjak, sehingga harus lebih berhati-hati. Dan akhirnya sampailah kami di pintu masuk Petirtaan.