Rioyo Kupat dan Filosofi Hidangan yang Menyertainya
Hari ini tiba-tiba ada hantaran yang disampaikan ke rumah saya. Ah, ketupat, lontong, lepet, lengkap dengan opor, sambal goreng telor petis dan sayur rebung. Semua dikemas dalam wadah makan plastik putih sehingga tampak rapi dan cantik.
Hmm, ternyata hari ini sudah tanggal 9 Syawal, meski agak terlambat, sekarang saatnya merayakan Rioyo Kupat, atau Lebaran Ketupat.
Rioyo Kupat biasanya ditandai banyak penjual janur atau ketupat kosongan di pasar. Dulu orang orang banyak membeli janur lalu dirangkai sehingga menjadi ketupat. Kini untuk lebih praktis biasanya kami lebih banyak membeli ketupat kosongan.
Ketupat hidangan dari beras ini terbuat dari jalinan janur . Mengapa harus janur? Janur berasal dari kata jaa nuur artinya telah datang cahaya.
Ketupat yang dibelah akan berwarna putih dan berbentuk menyerupai hati manusia. Artinya, sesudah saling bermaafan maka hati manusia akan bersih karena selalu diliputi cahaya.
Meski sederhana, untuk membuat ketupat yang sempurna diperlukan ketelitian dan ketelatenan dalam memasak dan mempersiapkan bahan-bahannya.
Kesalahan dalam menghitung takaran bahan atau langkah-langkah pembuatannya dapat berakhir pada ketupat yang keras dan cepat berlendir.
Dalam menghidangkan, ketupat biasanya disertai dengan lontong juga lepet, sementara lauk penyertanya adalah opor ayam, telor bumbu petis, kadang juga sayur rebung.