Yuni Akbar adalah pemerhati dialektika bahasa dalam ranah logika sosial, psikologi dan pendidikan. Penggiat Gerakan Literasi. Dan sebagainya.
Maaf yang Lama Tertunda
"Halah... ya beda. Kamu kan pinter," pujinya. Kok tidak dari dulu?
"Oh, ya, Yun. Alhamdulillah, aku sudah bisa memaafkan. Ya, susah awalnya. Tapi ya kayak yang kamu bilang, eman-eman kalau nanti aku mati kok hatiku masih kotor. Aku dzikir terus. Pagi siang sore, wis kapan wae. Aku minta Allah meringankan hatiku. Istighfar terus pokok'e. Berbulan-bulan lho, Yun. Lha kok lama-lama aku kalau ketemu Rofi apa bapaknya sudah tidak ada lagi marah. Aneh yo? Lha bener omonganmu, hatiku sekarang plong rasanya." Aku tersenyum. Segera kuraih badannya, kupeluk erat-erat, kuciumi pipinya. Dari cerita-cerita yang sampai di telingaku, dia masih diabaikan suami. Tapi sekarang dia bisa memaafkan. Ya, Allah, ijinkan hamba membawa wanita pemenang ini mengunjungi baitullah suatu hari nanti. Amiin.