Mempunyai hobi membaca dan menulis, aktif di komunitas menulis kab Bekasi (KPPBR), aktif menulis di gurusiana, kompasiana, blogger, majalah, web kemenag, S1 UIN SGD Bandung, S2 UNISMA 45 Bekasi, S3 UNJ
Kampung Halamanku
Tidak terasa sudah 15 tahun sudah tinggal di Bekasi dan menjadi rumah kedua setelah Bandung. Tinggal di Bandung mulai dari lahir, anak-anak, remaja sampai dewasa sekitar 27 tahun dan kemudian hijrah ke Bekasi. Banyak kenangan indah dan tidak terlupakan selama di Bandung sebagai kampung halaman, baik ingatan waktu kecil, waktu SD, SMP, Aliyah kemudian kuliah dan bekerja sebagai guru PAI SMP di SMPN 2 Banjaran.
Sejak hijrah ke Bekasi ada beberapa hal yang dirindukan diantaranya suasana, kuliner, teman dan tempat wisatanya. Meskipun berada jauh dari kampung halaman, namun rasa cinta kepada kampung halaman selalu terpatri dalam hati. Oleh karena itu ketika ada libur sekolah, libur lebaran dan ketika ada momen tertentu maka dipastikan akan pulang ke rumah wa bil khusus karena ibu/mama masih ada di rumah.
Saat ini Cimaung Banjaran cukup banyak perubahan ke arah yang lebih baik, dan harapannya semakin lebih baik lagi demi kemaslahatan masyarakat setempat. Misalnya kali cigereuh sudah mulai ditata dan dijadikan tempat wisata yang murah meriah, pelayanan puskesmas yang baik dengan melayani pasang gigi palsu atau tambal gigi yang bagus meskipun harus menambah nominal, jalanan di perumahan Batureok sudah mulai bagus tidak bergerinjel lagi, ada lapangan voli dan lainnya. Adanya makam Eril Mumtaz anaknya Ridwan kamil menambah Cimaung menjadi semakin dikenal banyak orang juga.
Banyak kuliner khas yang hanya ada disini yang dirindukan jika di Bekasi seperti kerupuk mie yang di sangrai (digoreng oleh pasir), ada oven ubi cilembu yang rasanya sangat manis, berbagai sayuran yang lebih murah harganya dibandingkan Bekasi, dan kuliner lainnya khususnya masakan mama di rumah tidak ada bandingannya. Artinya pulang kampung menjadi suatu keharusan untuk mengulas balik memorial dan bertemu saudara, apalagi ketika momen liburan seperti libur lebaran tahun ini. Seiring dengan perkembangan transportasi dan teknologi, tradisi pulang kampung semakin mudah dilakukan kita tinggal memilih mau naik kendaraan apa dipastikan sampai ke kampung halaman tentunya dengan mempesiapkan berbagai hal yang dibutuhkan.
Saat ini pulang kampung menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk menenangkan diri, beristirahat, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman di kampung halaman mereka serta menikmati berbagai kuliner yang ada. Mudah-mudahan selalu ada kesempatan untuk bisa pulang kampung bersama keluarga dan anak sehingga mereka dapat merasakan pulang ke kampung halamannya dan dapat mencintai dan mensyukuri serta bangga akan asal usulnya.