Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Full Time Blogger

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Surga untuk Para Ayah Terbaik di Seluruh Dunia

24 Mei 2018   13:25 Diperbarui: 24 Mei 2018   13:37 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surga untuk Para Ayah Terbaik di Seluruh Dunia
theladyjava.com

Ayah, kini baru kuketahui ketika hal yang sama kulakukan padamu. Satu Alquran untukmu dan satu Al Quran lagi untuk ibu. Amal ibadah yang membacanya semoga sampai kepada kalian. Aamiin.

Ayah dalam rindu kudekap selalu cucu yang tak pernah kau lihat semasa di dunia. Anak lelaki yang tak sempat kau kecup saat terlahir . Kini usia mereka sudah lima dan tiga tahun. Aku paham kau dan aku ibarat orang asing yang saling tak mengenal di dunia nyata. Ketika aku tidur kau pergi bekerja , ketika kau tiba pulang aku sudah terlelap. Ayah kumaafkan dirimu untuk setiap tetes keringat dalam pencaharian rezeki buat kami.

Ayah, aku paham betapa sedih dan terlukanya setiap anak yang kehilangan kasih sayangmu ketika mereka sangat membutuhkan. Sosok panutan yang seharusnya ada membimbing satu demi satu kata huruf Hijaiyah . Sosok yang mampu memberikan kepastian akan apapun di manapun. Ayah kaukah itu?

americasfootprints.com
americasfootprints.com
Sementara itu,  di luar sana ada banyak  ayah lainnya tak bertanggungjawab, menelantarkan keluarganya lahir dan batin aku masih mengenalmu sebagai sosok dingin religius. Aku tak paham bila semua kewenanganmu dalam mendidik sudah didelegasikan kepada Ibu. Aku tak paham karena aku tak "membaca". Iqra. Bukan kah Al Quran lebih banyak mengulas kata Ayah lebih banyak daripada kata Ibu. Bukan kah kita harus belajar dari Kisah Lukman Hakim, Kisah Nabi Ibrahim dan lainnya.

Ayah, di seluruh dunia kau lah tetap sama, tulang rusuk ibu dan penopang kehidupan kami. Apa jadinya bila tiang penopang menurunkan satu tangannya saja , maka tentu saja batu -- batu kehidupan akan jatuh menimpa kami.

Ayah, dalam sujudku hinggap napas terakhirku akan selalu kusebut namamu , kan ku minta kepada Sangpencipta bahwa kau adalah lelaki terbaik, lelaki yang tidak memedulikan tulang punggungnya mulai gemetar ketika menahan beban hidup berlebih. Aku memintaNya untuk memberi syurga kepadamu. Aku memohon kepadaNya agar memberimu tempat bersama ibu duduk paling depan di barisan verry very very important person untuk menyaksikan drama kehidupan kami. Mungkin  drama satu babak, dua babak atau bahkan lima babak .

Aku genggam anak lelakiku yang berusia dua tahun, kemudian kugendong tubuh ringannya seraya  tangan kanannya memegang dot (botol) susu, tangan kirinya memelukku dengan erat tanda dia yakin dirinya aman dan dan nyaman bersamaku. Aku iyakan keinginannya memakai kaca mata hitam kesukaannya di subuh buta. Aku rindu padamu ayah, inilah baktiku kepada anak anak lelakiku.

Ayah, dalam sepi ku merindu. Ketika cobaan datang, mungkin anakmu butuh  sandaran dirimu. Tangisnya mungkin tak akan pernah terlahir, tapi setidaknya kau mengijinkan matanya memerah .

Di Bulan suci ini, tak ada kerinduan yang bisa membuatku senang kecuali kerinduan padamu. Aku rindu menatap dirimu dari shaf paling belakang dan kemudian kau melewatiku pulang begitu saja seusai doa berakhir.

Ayah , doaku terbaik untukmu dan tak ada yang terluka untuk masa lalu kita. Tak ada gundah karena itulah gayamu dalam mendidiku. Menjadi mengerti akan tanggungjawab, menjadi mengerti bagaimana seorang laki laki bertindak dan bergerak.  Syurga untukmu. Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun