Apa yang Hilang Tak Bisa Dikembalikan, Kojima Menjaga Kesehatanku dalam Merawat Keluarga Lebih Lama Lagi
Di awal - awal memang sulit tidur cepat, namun lambat laun tubuh saya mengikuti ritmenya . Mematikan lampu kamar, lampu ruang tamu dan tidur dengan kondisi gelap . Karena rumah kami gelap sampai -- sampai Ketua RT di komplek kami tinggal sering menanyakan kok kami kalau malam gak pernah ada di rumah .
Ketika kami jelaskan bahwa saya, istri dan kedua anak sudah tidur sejak pukul delapan malam , Pak Amri ketua RT kami hampir tidak percaya. "Yang bener pak tidur jam segitu, jarang -- jarang loh!"
2. Berolahraga Secara Sederhana
Karena tidur cepat otomatis saya dan keluarga pun bangun cepat . Istri jam 3 subuh sudah bangun , saya satu jam sesudahnya yaitu pukul 04 pagi. Karena kebutuhan badan sehat itu penting, maka menurut saya waktu yang paling baik adalah waktu subuh.
Saya akan ambil rute ke masjid yang agak jauh dari rumah dengan berjalan kaki. Saya berpikir alangkah baiknya sambil beribadah ke masjid otot -- otot kaki saya latih dengan berjalan dan menghirup udara yang masih fresh/ segar saat berangkat maupun pulang . Alhamdulillah sejak itu bersin -- bersin saya mulai berkurang
3. Minum suplemen dan vitamin C
Saya termasuk yang jarang minum vitamin atau suplemen, namun istri saya selalu menyediakannya setiap saat. Alhasil saya pun meminum suplemen vitamin c satu butir setiap harinya. Secara alami daya serap vitamin sedikit lama dibandingkan obat namun tetap berperan dalam menjaga kondisi tubuh.
Uniknya, satu -- satunya minuman Kesehatan yang saya sukai adalah madu. Namun karena rasa malas minum madu maka minumnya ala kadarnya. Kadang kalau ingat ya saya minum kalau lupa ya tidak saya minum. Namanya juga gak inget, hehehehe.
Sampai suatu ketika ada berita besar dalam sejarah hidup saya yang membuat jantung saya hampir berhenti berdetak, badan saya lemas kaki saya seolah lumpuh. Saya mendapatkan kabar salah satu saudara kandung saya telah meninggal dunia. Ketika berita itu hadir , saya akan berangkat sholat subuh.
Berita yang membuat saya menitikan air mata adalah tentang adik bungsu saya yang meninggal mendadak karena gagal nafas. Ya, saya dan adik saya memang memiliki penyakit keturunan asma , dan ini murni diturunkan dari ayah dan ibu kandung saya. 100 persen saya penderita asma namun kondisinya tidak separah adik saya.
Dari kisah adik saya tersebut yang disampaikan istrinya bahwa kondisinya saat itu memang sedang drop karena beban kerja dan cuaca ekstrem musim penghujan . Saat itu curah hujan memang cukup tinggi dan suhu menjadi rendah. Adik saya kalau kecapaian atau ada yang dipikirkan maka kondisi tubuh menjadi tidak stabil. Atas dasar itulah mengapa saya sangat menghargai Kesehatan dan mencoba berpikiran positif.