Tak Mau Mati Muda, Ubah Gaya Kesehatan Anda dengan Kojima!
Ini Kisah Hidup Sehatku Bersama Kojima
Dalam kehidupan saat ini diperlukan aktivitas yang seimbang antara fisik dan mental terutama terkait dengan faktor kesehatan . Banyak orang menghabiskan uangnya hanya untuk mendapatkan privilege hidup sehat Makmur sentosa, sehingga bisa dibilang sehat itu mahal.
Ketika seseorang sehat maka hidup terasa biasa saja, mengalir bagai air bahkan tak jarang orang menyia -- nyiakanya sehingga kemudian menjadi/ menderita sakit, baik ringan maupun berat berkepanjangan. Itulah kenapa ada perintah puasa satu bulan lamanya yang dari sisi kesehatan mampu memperbaiki tubuh dan mental seseorang menjadi lebih baik dan sehat.
Ketika seseorang sakit, maka diperlukan suatu usaha untuk sembuh . Bagi yang sudah memiliki kemampuan dalam mengelola kesehatan diri pribadi tentu paham bagaimana seharusnya seseorang menjaga kesehatanna dan perlua ada perjuangan bagaimanapun caranya untuk kembali sehat. Meski dibeberapa kasus seseorang yang menderita sakit kesehatan tidak pernah Kembali ke angka normal ketika dia sehat. Perlu ada gaya hdiup baru dalam menjaga kesehatan.
Penyakit berat seperti sakit kanker, stroke, Jantung, diabetes adalah salah empat dari sekian banyaknya penyakit yang sulit disembuhkan di dunia, khususnyanya di Indonesia. Penyakit yang disebut bawaan ini akan terus ada dan diturunkan kepada generasi berikutnya. Itulah kenapa pentingnya mengetahui riwayat kesehatan keluarga. Kalau yang sudah menikah juga harus memahami apa sakitnya dan apa sakit dari pasangan kita. Apabila teradi sesuatu di masa depan kita bisa mengantisipasinya dengan baik.
Pola Hidup Sehat dengan Kojima
Karena kondisi saraf -saraf badan / punggung saya bermasalah , saya diharuskan mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak memicu pengerasan otot, terutama di wilayah punggung dan leher . Kalau terjadi maka sakit kepala hebat akan terjadi.
Dalam masa penyembuhan saraf tubuhku oleh salah satu terapi kesehatan alternatif di daerah perbatasan Serang Tangerang (pesisir pantai) bernama Kampung Tanara saya memang mengalami kemajuan terutama berkurangnya sakit kepala hebat saya hingga sekarang. Saat itu yang mengobatiku adalah Pak Rasiki (seorang mantan lurah) ahli pengobatan tradisional di daerah tersebut memiliki tubuh tinggi menjulang.
Menurutnya saraf dipunggungku sedikit kacau dan selalu tegang otot- ototnya yang berimplikasi sering sakit kepala, sariawan berkepanjangan dan jerawat yang tak pernah sembuh. Selama lebih dari 1 tahun aku bulak -- balik untuk terapi urut seluruh badan ditambah meminum ramuan rempah -- rempah khas Tiongkok olahannya. Semua proses aku jalani dengan tekun dan tak ada satupun pantangan yang kulanggar. Beratnya sih aku harus menahan diri untuk tidak minum teh manis.
Yup, minum teh apalagi campur gula (teh manis) dan sedikit es aduh dinginnya seger bener. Apalagi di bulan puasa seperti sekarang ini. Kondisi normalnya pasti mayoritas orang saat berbuka mengonsumsi olahan manis dicampur es batu. Segernya pool. Rupanya hobiku minum aneka teh ini bertentangan dengan syarat penyembuhannya. Katanya teh dapat memperkeras otot, sementara saya ototnya harus lemas dan tidak boleh tegang. Jadi gimana dong?
Di kondii pandemi sekarang, di mana beban kerja menjadi berkurang karena ada proses Work From Home (WFH) jadi secara fisik lebih terjaga karena tidak tidur malam dan setiap pagi bisa berolahraga ringan meski dalam keadaan berpuasa. Saat di rumah tentu ada keinginan merasakan olahan makanan kreasi sendiri.
Nah, saat puasa tiba , saya sering kali meminta istri dibuatkan teh manis kalau perlu dicampur es supaya dingin. Seketika hilang dahagaku puas rasanya. Namun, rasa enak dimulut ternyata berbanding terbalik denga apa yang dirasakan saat malam tiba , khususnya menjelang tidur. Kepalaku jadi berat , otot leher kaku dan langsung otomatis bersin -- bersin berkali -kali. Saya kira awalnya karena minum es terlalu banyak, lalu deh teringat memang saya tak boleh minum teh terlau banyak.
Karena sulit mencari padanan pengganti teh manis tadi, istri di rumah lalu meminta saya untuk meminum madu saja . Memang sih rasanya manis dan enak, tapi sepertinya madunya mesti harus dari itu . Harus lebih enak dari teh manis.
Istiku bilang "yang ini rasanya beda , ada rasa manis dan asam yang menyegarkan" pasti enak. Saya akhirnya mencobanya selain karena anak bungsu yang berumur 6,5 tahun juga sangat menyukai madu.
Madu yang diberikan ibunya kepadanya memang sengaja diberikan agar dia tidak tidak terlalu sering mengedot susu di botol yang membuat giginya habis (ompong).
Hidangan minuman yang disuguhkan istri sekilas warnanya mirip teh kecoklatan. Setelah diminum madu ini kok rasanya beda sekali. Manis segar, ada rasa asam-asam tamarinnya. "Kok rasanya enak dan seger ya?"
Namanya Kojima