Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)
Ramadan itu Bulan Terhormat
Coba kita cermati surah Yunus ayat 99.
"Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?" (QS. Yunus : 99)
Maka janganlah kamu merasa sedih melihat kekufuran orang-orang musyrik. Sebab, tidak ada keimanan kecuali atas dasar kesukarelaan hati. Karenanya, kamu tak bakal mampu memaksa mereka untuk patuh dan menerima kebenaran.
Janganlah memaksa mereka untuk beriman, karena--sekuat apa pun usahamu--kamu tidak akan dapat melakukannya. Mengaku menegakkan Islam tetapi Islam tapi yang di lakukan ke golongan lain itu Jahat!
Ayat al Anbiya' ayat 107 yang berbunyi "Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam."
Penjelasan terkait rahmat bagi semesta (rahmatan Lil alamin) dengan hadist "Sesungguhya aku (Rasulullah) diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia."( HR Bukhari ).
Jika berpuasa membuat kita semena-mena dengan orang lain, apakah kita telah layak disebut berpuasa. Wajib untuk di pahami, Puasa bukan hanya perkara makan dan minum, tetapi juga perkara menahan diri atas hawa nafsu. Salah satu nafsu itu adalah egoisme, merasa paling benar, paling berhak, paling layak mewakili Tuhan untuk menghukumi manusia lainnya.
Padahal sejatinya, dengan berpuasa kita bisa sedikit peka terhadap kondisi orang lain. Saat berpuasa, sudahkah kita turut mengontrol egoisme, hingga menyadari ada orang lain yang tidak diwajibkan berpuasa saat bulan Ramadan, yakni pemeluk agama lain, musafir, orang sakit, ibu hamil/menyusui dan lainnya.
Jika ibadah puasa adalah cara kita mendekatkan diri kepada Allah, lantas mengapa sampai harus kehilangan kepekaan terhadap sesama makhluk Allah? Teringat salah satu perkataan KH. Abdurrahman Wahid; memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.
Jika ingin masuk surga silahkan, tetapi jangan berperilaku seperti teroris yang mengorbankan orang lain. Salah satu kata Bijak pernah bilang, sebelum belajar agama kita harus belajar menjadi manusia terlebih dahulu. Kalau tidak belajar menjadi manusia artinya kita tidak layak beragama, karena agama diturunkan kepada manusia untuk memanusiakan manusia. Semoga!