Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Dosen

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Menjelajah Wisata Sejarah Ramadan di Pontianak

9 Maret 2025   17:30 Diperbarui: 12 Maret 2025   15:12 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelajah Wisata Sejarah Ramadan di Pontianak
Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman (foto: dokumentasi pribadi)

Pontianak bukan hanya tentang pesona sungainya yang membelah kota, tetapi juga menyimpan banyak kisah sejarah yang menarik untuk ditelusuri. 

Kota ini menyimpan jejak peradaban yang kaya, menjadikannya tempat yang tepat untuk merasakan suasana khas Ramadan yang kental dengan nilai budaya dan sejarah.

Berikut adalah tiga tempat bersejarah di Pontianak yang sarat makna dan dapat menjadi pilihan daya tarik wisata sejarah selama bulan Ramadan.


Istana Kadriah: Jejak Kejayaan Kesultanan Pontianak

Istana Kadriah atau Keraton Kadariah merupakan istana Kesultanan Pontianak yang dibangun pada tahun 1771-1778 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri sekaligus sultan pertama Kesultanan Pontianak. Kesultanan Pontianak adalah kerajaan Islam yang berpusat di Kota Pontianak. Istana ini memiliki ciri khas warna kuning cerah dengan arsitektur rumah panggung yang mencerminkan budaya Melayu yang kuat.

Istana Kadriah dengan dominasi warna kuning cerah (foto: dokumentasi pribadi)
Istana Kadriah dengan dominasi warna kuning cerah (foto: dokumentasi pribadi)
Di halaman depan istana, terdapat sejumlah meriam yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang kerajaan. Memasuki ruang utama singgasana, pengunjung akan menemukan sebuah cermin antik dari Prancis yang dikenal sebagai “kaca seribu.” Cermin ini unik karena posisinya yang saling berhadapan menciptakan ilusi seakan ada bayangan tak terhingga.

Kaca seribu di ruang utama singgasana (foto: dokumentasi pribadi)
Kaca seribu di ruang utama singgasana (foto: dokumentasi pribadi)

Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman: Keagungan Warisan Kesultanan

Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman, yang berada di Kampung Beting, Kelurahan Dalam Bugis, merupakan masjid tertua di Pontianak. Terletak sekitar 200 meter dari Istana Kadriah, masjid ini menjadi simbol kejayaan Kesultanan Pontianak.

Dibangun dengan atap rumbia dan dinding kayu, masjid ini pertama kali didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman dan baru selesai pada masa pemerintahan putranya, Syarif Usman (1822–1855). Untuk mengenang jasa ayahnya, masjid ini kemudian dinamakan Masjid Sultan Syarif Abdurrahman.

Bangunan masjid memiliki arsitektur khas dengan atap bertumpuk-tumpuk dari kayu ulin yang kokoh. Warna kuning pada dinding kayu memberikan kesan keagungan dan kebangsawanan. Tiang penopang atap berjumlah 20 buah, dengan enam di antaranya memiliki diameter sekitar 50 cm, bahkan lebih lebar dari satu pelukan orang dewasa. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol sejarah perkembangan Kota Pontianak.

Tiang penopang dengan diameter lebih lebar dari satu pelukan orang dewasa (foto: dokumentasi pribadi)
Tiang penopang dengan diameter lebih lebar dari satu pelukan orang dewasa (foto: dokumentasi pribadi)

Tugu Khatulistiwa: Simbol Identitas Kota Pontianak

Tugu Khatulistiwa yang terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, adalah landmark ikonik yang menjadi penanda titik nol derajat garis khatulistiwa. Wisatawan dapat menaiki kapal wisata untuk menuju Tugu Khatulistiwa.

Tugu ini awalnya dibangun oleh tim ekspedisi dari Belanda pada tahun 1928 dalam bentuk sederhana berupa patok dengan tanda panah untuk menandai lokasi persis garis ekuator.

Seiring waktu, Tugu Khatulistiwa mengalami beberapa kali renovasi hingga diresmikan kembali pada 21 September 1991 oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, Parjoko Suryo Kusumo. Bangunan ini kini memiliki kubah yang berisi informasi sejarah tugu, tugu asli, serta berbagai benda bersejarah terkait eksplorasi khatulistiwa.

Tugu Khatulistiwa (foto: dokumentasi pribadi)
Tugu Khatulistiwa (foto: dokumentasi pribadi)

Ramadan di Pontianak dengan Sentuhan Sejarah

Mengunjungi tiga tempat bersejarah ini selama bulan Ramadan memberikan pengalaman yang tidak hanya spiritual tetapi juga edukatif. Dari Istana Kadriah yang menyimpan jejak kejayaan Kesultanan Pontianak sebagai kerajaan Islam, Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman yang menjadi simbol keagungan warisan kesultanan, hingga Tugu Khatulistiwa yang menjadi simbol identitas kota, semua memberikan cerita yang menarik untuk dijelajahi.

Bagi wisatawan yang ingin merasakan Ramadan dengan nuansa sejarah, Pontianak adalah pilihan destinasi wisata yang kaya akan warisan budaya.

Referensi:

Istana Kadriah

Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman

Tugu Khatulistiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

14 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Diet Sampah Saat Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 12 
15 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 13
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Cara Seru Nunggu Bedug di Ketemu Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun