Puasa Belum Sempat Ibadah Sunnah, Jangan Khawatir
Namun saat puasa, malah jadi kendor. Lebih banyak santai dirumah. Alasannya, agar puasa tidak terganggu dan ingin memperbanyak waktu untuk ibadah kepada Allah.
Sekedar dipahami, itu adalah pilihan kurang tepat. Bisa juga tergolong pada tindakan berlebihan. Karena memprioritaskan satu perbuatan diantara dua pilihan secara tidak berimbang.
Cenderung melepas salah satu yang sudah rutin dilakukan, untuk kemudian memilih hal lain, yang sebenarnya punya waktu temporer. Terbatas. Hanya pada saat-saat tertentu saja. Tidak setiap saat.
Memang benar, ada hadits yang menyatakan bahwa "Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do'anya adalah do'a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan." (HR. Baihaqi).
Namun, apakah karena ada hadits itu, saat puasa lalu jadi seenaknya datang terlambat kekantor karena ingin dapat tambahan pahala lewat tidur pagi..?. Ketika sudah tiba dikantor, apakah boleh diam saja, tidak berbuat apa-apa, dengan alasan ingin bertasbih dan bermunajat kepada Allah mengejar pahala berkai-kali lipat ?.
Kalau anda pilih sikap seperti itu, maka keberadaan hadits diatas justru menjadi masalah. Padahal, yang terkandung didalamnya adalah menggugah semangat. Bukan membuat orang puasa jadi berbuat malas. Menjadikan hadits tsb sebagai masalah, adalah pilihan yang keliru. Jelas merugikan. Tugas dan kewajiban jadi terbengkalai. Semua jadi berantakan. Kacau. Dalam skala tertentu, bisa jadi merusak.
Dampaknya, semua yang berkaitan dengan prestasi kerja, jadi terancam. Dimanapun dan sebagai apapun posisi dan kedudukan anda. Jika anda karyawan biasa, maka bos akan beri nilai kondite yang rendah.
Puncaknya, bisa turun pangkat atau bahkan di PHK. Jika kebetulan pemilik, bisa-bisa perusahan anda punya kinerja buruk. Karena tidak tertangani dengan baik, akibat terlalu berlebihan melaksanakan himbauan HR. Baihaki diatas.
Apakah umat islam yang puasa tidak boleh melakukan ibadah-ibadah sunnah untuk mengejar tambahan pahala..? Ya tidak begitu. Itu juga sikap yang salah. Cuek atas himbauan dari Allah dan Rosul SAW tentang perbuatan-perbuatan sunnah, itu sama saja dengan sikap sombong. Menganggap ibadah wajibnya sudah cukup membawa ke surga. Dan tidak perlu lagi ada tambahan ibadah sunnah.
Pilihan seperti ini juga kurang benar. Karena belum tentu hasil ibadah wajib yang dilaksanakan, dapat dijadikan bekal membawa seorang muslim masuk surga.
Lalu bagaimana seharusnya..? Jalankan saja secara proporsional. Apa adanya. Tidak perlu berubah. Kegiatan yang sebelumnya memang sudah rutin terlaksana, teruskan seperti biasa, meskipun sedang puasa. Yang karyawan, tetap rajin ke kantor, datang tidak terlambat dan selesaikan tugas didepan meja. Yang petani, silahkan tetap aktif cangkul tanah di ladang. Yang profesi ojol, tetap semangat cari penumpang. Yang usaha buka toko atau warung, tetap setia melayani pelanggan. Demikian juga untuk profesi-profesi lain. Terus semangat. Jangan sampai kendor.