Hikmah Sholat Tarawih Malam Kedua Puluh Sembilan
Alhamdulilah, puasa sudah masuk hari kedua puluh delapan. Ini berarti, nanti adalah sholat tarawih malam kedua puluh sembilan. Bagi warga Muhammdiyah merupakan tarawih yang terakhir. Karena sudah memutuskan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitrih jatuh pada Jumat, 21 April 2023 M. Artinya, warga Muhammadiyah tak perlu lagi melaksanakan sunnah tarawih yang ketiga puluh pada malam Jumat esok.
Sementara itu, bagi warga NU harus tunggu kabar dari Pengurus Besar di Jakarta. Jika ternyata hilal bisa terlihat sesuai tradisi NU dalam menentukan awal dan akhir ramadhan, maka akan sama dengan warga Muhammadiyah. Tapi kalau tidak, baik karena terhalang mendung atau memang belum ijtimak, masih ada kesempatan sholat tarawih hingga malam ketiga puluh.
Lalu apakah hikmah sholat tarawih nanti pada malam kedua puluh sembilan..? Ini saya beritahukan. Berdasar dalil, hikmah sholat tarawih malam kedua puluh sembilan ialah, Allah akan anugerahkan pahala sebanding dengan pelaksanaan ibadah haji sebanyak seribu kali yang diterima. Adapun dalilnya sebagai berikut..:
Sekedar penekanan, terdapat tiga pesan pokok pada dalil tersebut. Pertama ibadah haji. Kedua seribu kali. Dan ketiga diterima. Memang benar, ketiga istilah ada dalam satu rangkaian. Yang berarti, untuk bisa mendapat pahala senilai pahala seribu haji, seorang muslim cukup meluangkan waktu untuk tarawih nanti malam. Tidak lama kok. Ya palingan sekitar 30-60 menit saja.
Anda tahu, itu masa yang tergolong sangat singkat. Di banding harus pergi ibadah haji ke Mekkah Madinah secara langsung. Yang butuh waktu minimal belasan hari bagi anda yang berangkat haji pakai fasilitas plus. Namun bisa puluhan atau bahkan hingga bulanan bagi anda yang berangkat menggunakan mekanisme regular.
Kembali pada pesan dalil tarawih kedua puluh sembilan. Meski dalam satu rangkaian, ketiga istilah memiliki posisi yang tidak sama. Ibadah haji, seribu kali dan diterima adalah sesuatu yang berdiri sendiri. Masing-masing punya ruang atau kedudukan yang berbeda. Kalau ketiganya di pisah, pasti akan keluar dari konteks hikmah tarawih yang nanti malam.
Anda kebetulan seorang muslim yang oleh Allah SWT di beri rejeki melimpah dan tergolong kaya raya, mungkin bisalah pergi haji berkali-kali. Tapi kalau sampai seribu kali, rasanya berat juga dari segi biaya. Bayangkan, dengan kalkulasi ongkos haji tahun 2023 yang sebesar 49 juta sekian, lalu di kalikan seribu, anda harus mengeluarkan kocek sebesar 49 milyard rupiah lebih. Woow, sangat banyak sekali. Kalau di belikan cendol, sanggup membanjiri tempat satu wilayah kecamatan.
Belum lagi bicara soal diterima atau tidak. Yang ini malah lebih berat lagi. Katakanlah anda sanggup pergi haji seribu kali karena anda tergolong “super konglomerat”. Dana “cuma” 49 milyard anda anggap sepele. Khusnudzon saja, ibadah haji anda yang pertama hingga yang keseratus kali diterima oleh Allah. Tapi bagaimana dengan yang kesembilan ratus kalinya..? Adakah jaminan diterima secara berturut-turut sampai seribu kali..? Menurut saya mustahil.
Jangankan sampai dua atau tiga ratus. Satu kali saja di tolak Allah, misal oleh sebab anda salah niat pergi haji hanya untuk gagah-gagahan, maka nilai pahala ibadah haji anda sudah tidak sebanding dengan pelaksanaan sholat sunnah tarawih malam kedua puluh sembilan. Yang pastinya tak perlu biaya amat besar hingga 49 milyard. Paling cuma butuh uang 10-50 ribu buat beli minuman, camilan atau rokok.
Maka saran saya. Bagi anda yang konglomerat dan dirasa sanggup pergi ke Mekkah Madinah hingga seribu kali, lebih baik satu kali saja ibadah hajinya. Kalaupun sangat rindu Kakbah, ya maksimal dua sampai tiga kali. Atau ganti dengan umroh. Lalu di apakan kelebihan dananya..? Sumbangkan buat kesejahteraan fakir miskin. Atau pilih beberapa marbot masjid dan mushalla yang kurang mampu untuk di berangkatkan haji.