Zahara Srimadani
Zahara Srimadani Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi FDIK UIN Imam Bonjol Padang

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Non-Muslim Ikut Berburu Takjil dan Berbuka Bersama, Indahnya Toleransi

26 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 26 Maret 2024   13:05 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Non-Muslim Ikut Berburu Takjil dan Berbuka Bersama, Indahnya Toleransi
TEMPO/Muhammmad Hidayat

Kedatangan bulan Ramadhan disambut hangat dan gembira oleh seluruh umat manusia. Puasa di bulan Ramadhan digariskan bukan untuk memisahkan antara orang-orang yang berpuasa (Muslim) dengan mereka yang tidak berpuasa (nonmuslim), justru puasa dapat memberikan pelajaran bagi tiap-tiap umat bahwa antara hak asasi manusia harus beriringan dengan kewajiban asasi manusia agar terciptanya toleransi dan perdamaian hidup antar umat manusia.

Ramadhan di Indonesia identik dengan , takjil dan bukber nya. Bukan hanya umat Islam, Non-Muslim juga tidak mau ketinggalan ikut berburu takjil dan bukber (buka bersama) di bulan Ramadhan. Karena, hal itu hanya ditemukan di bulan Ramadhan.

1. Berburu Takjil

Takjil adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makanan dan minuman berbuka puasa. Padahal, arti kata takjil sebenarnya adalah “ menyegerakan berbuka” yang berasal dari bahasa arab “ ‘ajila”. dalam KBBI, takjil artinya mempercepat. 

Seiring perkembangannya, sudah menjadi tradisi bahwa takjil adalah makanan dan minuman ringan untuk berbuka puasa, sehingga banyak orang-orang yang menjual takjil di pinggir jalan.  Takjil yang laris di Indonesia biasanya adalah kolak dan gorengan.

Bukan hanya orang Muslim yang berburu takjil, Non-Muslim pun ikut berburu takjil, bahkan fenomena Non-Muslim berburu takjil viral di media sosial banyaknya Non-Muslim membeli takjil lebih awal sehingga orang-orang yang berpuasa tidak kebagian takjil lagi.  Sebenarnya dengan orang Muslim ikut membeli takjil membuat dagangan Takjil pedagang cepat habis dan pedagang bersenang hati. Bahkan beberapa Non-Muslim juga ikut berbagi takjil gratis kepada Muslim yang berpuasa.

2. Bukber (Buka Bersama)

Sebelum Ramadhan tiba, orang-orang sudah mulai mengatur jadwal bukbernya, karena takut nanti ada yang bentrok dengan jadwal bukber lainnya. Mulai dari bukber dengan keluarga, teman, alumni SD-Kuliah, teman kantor, dan pasangan. Kegiatan bukber ini sama dengan takjil tadi, bukan hanya muslim yang ikut bukber tetapi yang non muslim juga bersemangat ikut serta dalam bukber. Bahkan ada Non Muslim yang mengadakan bukber gratis bagi Muslim yang puasa.

Ternyata kedatangan dan kemeriahan Ramadhan bukan hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi semua insan. Fenomena ini menunjukkan indahnya toleransi dan kebersamaan, sehingga umat Non Muslim tidak merasa terasingkan di bulannya umat Islam. Salah satu video di Instagram memperlihatkan seorang non muslim berkata: “Untukmu puasamu, untukku takjilmu”. 

Hal ini juga bukti bahwa warga Indonesia itu kuat akan toleransi dan Islam itu “ Rahmatan lil ‘alamin “. Kehadiran agama Islam di tengah kehidupan masyarakat yang mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia dan alam. Adapun Allah berfirman : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin)” (QS. Al-Anbiya’ ayat 107). Ayat ini menyatakan kalau Islam itu mendatangkan rahmat bagi seluruh manusia dan  seluruh alam.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, isilah Ramadhan dengan hal-hal baik, jangan hanya berburu takjil tapi juga berburu pahala dengan memperbanyak ibadah. Mari jaga hubungan baik antar umat beragama , terutama di bulan yang suci ini, agar terciptanya “Toleransi”.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun