Ikuti saya di Instagram @zainalabidin1453 (Mari merangkai hubungan pertemanan yang positif, membangun banyak relasi, dan saling mendukung antara sesama).
Tradisi Mandi Balimau dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Sumatra Barat
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada salah satu masyakat di daerah tempat tinggal penulis yaitu saudari Rosa Lina pada 1 April 2022, beliau menyatakan bahwa :
"Dulukan banyak urang-urang tuo dulu yang hiduik dikampuang ko kalau mandi balimau tu disadiokan aia samo rempah-rempah seperti jaruik nipih, aka pinang, kunyik, daun panda, dan lain subagainyo. Setelah tu mengucapkan niek sabalum mulai mandi, niek yang dimaksud itu ialah "aku berniat mandi sunat bulan ramadan karena Allah Ta'ala". Rempah-rempah tadi tu bermanfaat aga badan barasiah dan wangi sabalum manjalankan puaso."
Dari hasil wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa orang tua zaman dulu ketika melakukan mandi balimau menggunakan berbagai macam rempah-rempah, kemudian membaca niat atau do'a. Maka dari itu, mandi menggunakan ramuan-ramuan tersebut bermanfaat agar badan terasa lebih segar, wangi, dan bersih untuk menghadapi bulan puasa. Ramuan tersebut merupakan warisan turun-temurun sejak dulu.
Inti dari tradisi ini adalah dalam rangka mensucikan diri. Maksudnya, suci dan bersih dari kelakuan buruk sehingga siap untuk menjalankan ibadah bulan puasa. Tujuannya juga untuk bersilahturahmi dan bermaaf-maafan serta mengeratkan tali silaturahim sejalan dengan ajaran islam. Kegiatan bersilahturahmi merupakan media komunikasi yang merupakan simbol dari tradisi mandi balimau. Selain itu, tujuan masyarakat membersihkan diri sebersih-bersihnya supaya mereka suci dan nyaman beribadah, karena islam itu sangat suka kebersihan dan kebersihan itu adalah sebagian dari iman.
Dengan perkembangan zaman, kini tradisi mandi balimau telah mengalami perubahan dari awal keberadaannya. Bisa diketahui perubahan ini terlihat dari prosesi, tata cara pelaksanaannya, tujuan maupun maknanya. Tata cara pelaksanaanya dianggap mengikuti ajaran agama Hindu dan budaya asing, selain itu juga menimbulkan kejadian-kejadian negatif seperti mandi sambil berpacaran, anak-anak muda berkelahi, dan ada juga yang hanyut di sungai karena tidak adanya pengawasan dan aturan-aturan dari masyarakat setempat untuk mendisiplinkan proses pelaksanaan dari tradisi mandi balimau, tetapi dilihat dari Pro nya tujuan dan niat dari tradisi mandi balimau ini tidak mengikuti ajaran agama Hindu dan budaya asing sehingga tradisi mandi balimau sah-sah saja dilakukan.
Meski menimbulkan perbedaan pandangan mengenai tradisi mandi balimau ini, tetapi sebagian masyarakat minang masih melakukan tradisi tersebut karena tradisi mandi balimau merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat minang. Walaupun sudah dihimbau untuk tidak melakukan tradisi mandi balimau, tetapi sebagian masyarakat minang masih mempertahankan dan melakukan tradisi tersebut.