Sancaka
Sancaka Guru

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sedekah Mestinya Tak Melihat Latar Belakang

13 April 2022   12:25 Diperbarui: 13 April 2022   12:48 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah Mestinya Tak Melihat Latar Belakang
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pagi ini ada seorang teman yang bertanya keberadaan panti asuhan, di sekitar tempat kerja kami. Tujuannya adalah ingin bersedekah kepada anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Kemudian ada salah satu teman yang menunjukkan lokasi panti asuhan tersebut. Teman yang semula bertanya, kembali mengajukan pertanyaan yang membuat keningku berkerut. Pertanyaannya adalah apakah panti asuhan tersebut dikelola oleh lembaga keagamaan tertentu atau tidak. Saya tergelitik untuk bertanya kepada beliau perihal soal itu, dan jawabannya adalah kita harus bersedekah kepada orang-orang yang satu bendera dan pemahaman dengan kita. Terenyuh hati ini mendengar jawaban tersebut.

Bulan Ramadhan mestinya menjadi bulan yang penuh berkah buat semua umat manusia. Di bulan ini kita belajar menghargai semua mahluk ciptaannya. Belajar mengasihi sesama dalam bentuk bersedekah ketika kita mampu melakukannya. Hakekat kita berpuasa adalah menahan diri dari hawa nafsu dan ikut merasakan penderitaan orang-orang yang  hidup serba kekurangan. Mereka terpaksa berpuasa setiap hari, karena ketidakmampunnya memenuhi kebutuhan hidupnya.Mereka hidup terpinggirkan dari gemerlap kehidupan duniawi. Sangat jauh bedanya dengan puasa yang kita jalani. Banyak dari kita yang berpuasa hanya menahan rasa haus dan lapar dari imsyak sampai magrib. Akan tetapi begitu tiba waktunya berbuka, kita makan dan minum secara berlebihan, seperti orang balas dendam.

Kembali ke masalah bersedekah tadi, mestinya ketika kita ingin berbagi dengan sesama tidak perlu melihat latar belakang siapa orang yang ingin kita sedekahi. Terlebih jika memang mereka membutuhkan bantuan kita, dan kita bisa membantunya. Kita hanya mahluk, derajat kita sama dihadapan-Nya. Apakah hanya karena berbeda faham dengan kita, lantas mereka kita abaikan, ketika mereka butuh bantuan. Kalau itu kita lakukan, di mana hati nurani kita. Apakah kita tidak peka dengan penderitaan sesama.

Ramadhan adalah momentum kita untuk lebih jernih dalam memahami persoalan kemanusiaan. Tanpa membedakan latar belakang dan golongan. Karena semua umat tercipta dalam kondisi sama, suci murni belum ternoda. Di bulan ini jadi ajang kita mengasah kepekaan dalam merasakan penderitaan orang-orang yang hidup dalam serba kekurangan. Bersedekahlah kepada semua orang yang membutuhkan, jika kita mampu melakukannya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun