4 Hikmah yang Menjadi Semangat dan Inspirasi Setelah Ramadan
Walau riak-riak itu masih ada, namun secara umum tak "mengganggu" tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, kan? Salut untuk semua orang yang mampu menahan diri!
Ramadan memang bulan penuh rahmat. Kusaksikan, bagaimana semua orang berlomba saling berbagi dan meraih kebajikan serta melakukan kebaikan. Semisal berbagi takjil dan bersedekah atau berbagi sembako pada kaum dhuafa. Tanpa pertimbangan beda asal usul dan keyakinan.
Termasuk menyelenggarakan Buka Bersama atau ngabuburit! Tak hanya berkumpul dengan kerabat dan teman dekat. Namun juga melakukan itu dengan orang tak dikenal semisal ke panti asuhan atau ke komunitas tertentu. Semua seperti lintas batas untuk mengikat tali silaturahmi! Luarbiasa, kan?
Sebagai warga baru di Kompasiana juga baru pertama kali ikut even samberthr, kurasakan perubahan dari semangat dan cara menulisku.
Diawali dari sebuah keraguan mampukah bertahan ikut ajang ini, kemudian memaksakan diri menaklukkan setiap tema, padahal terbiasa menulis sesuai ide sendiri, hingga timbul semangat untuk menuntaskan yang sudah kumulai. Berpijak pada asumsi, semua orang pasti mengalami hal yang sama. Iya, kan? Haha..
Mulai dari kesulitan mengatur jadual harian diantara kerja, keluarga dan Kompasiana, malah beberapa kali posting saat dedline hingga berusaha menyigi bahan tulisan. Ternyata, bisa dilalui hingga akhir. Malah, selama ramadan aku lebih produktif posting di Kompasian. Hehe..
Demikianlah! 4 hal yang kualami dan kurasakan selama ramadan tahun ini. Sependektahuku, ini capaian pribadi yang positif. Berharap, tetap bertahan walau tak lagi ramadan.
Ucapan terima kasih, salam hangat dan salam hormatku. Untuk Teman-Teman Kompasianer yang sudah mendukung dengan membaca, memberi rating serta komentar di setiap artikelku.
Juga Terima kasih dan tahniah buat Mbak dan Mas Admin/Moderator Kompasiana. Yang telah mengadakan event ini. Maafkanlah, jika ada kekurangan dan kesalahan dariku. Izinkanlah aku untuk tetap "tenggelam" di kawah yang penuh penulis kawakan ini.
Mohon maaf lahir batin. Hayuk salaman!
Curup, 07.06.2019
zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]