zaldy chan
zaldy chan Administrasi

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belanja Kado Lebaran secara Online atau Offline? Tak Masalah, jika...

13 Mei 2020   20:48 Diperbarui: 13 Mei 2020   20:58 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Kado Lebaran secara Online atau Offline? Tak Masalah, jika...
Ilustrasi belanja online (sumber gambar: pixabay.com)

Namun, beberda jika tak punya duit. Anak kosan, akan merasakan kepedihan luarbisa saat berbuka, ketika Bakmie ayam seharga 10 ribu, porsinya sedikit dan ternyata rasanya tak lezat. Tapi mersti dihabiskan. Dari pada kelaparan? Atau harga gorengan 3 dua ribu menjadi sangat mahal, jika dikantong uang yang tersisa hanya seribu rupiah. Hiks...

Kedua. Menjadi susah, jika ada uang namun tak ada barang.

Percayalah! Jika menghadapi momen seperti ini, juga bisa menyebalkan. Uang banyak di tangan, tapi barang-barang yang diinginkan, tak tersedia di pasaran. Tak jarang kit abaca, wajah sedih ibu-ibu di pasar musti ngider sekeliling pasar hanya untuk membeli bawang putih yang mulai langka.

Atau malah, bersedih tak bisa memenuhi keinginan sang buah hati, yang menginginkan baju terbaru seperti temannya, ketika ternyata pakaian model seperti yng diinginkan ternyata habis. Apalagi, jika bujukan dan rayuan tak lagi mempan mengalihkan impian sang buah hati.

Ketiga. Ada uang dan barang? Persaingan pedagang membuat pelanggan ragu memutuskan!

Nah, ini "keajaiban" pasar, tah? Secara kasat mata, pasar itu dihuni oleh pedagang dan pelanggan.

Bagi pedagang. Walaupun menjual barang dengan kualitas, merek serta harga yang sama. Akan menciptakan "ruang magnet" yang mampu menarik minat calon pelanggan untuk menghadapi persaingan pangsa pasar. Semua trik dan tips pemasaran akan diolah sedemikian rupa, dalam kemasan yang cantik dan ciamik.

Bagi pelanggan. Kompetisi antar pedagang itu, tak hanya menjadi "peluang" untuk mendapatkan barang yang terbaik dengan harga yang baik juga. Namun, terkadang menciptakan keraguan dalam memilih dan memutukan. Benarkah, ini barang yang terbaik? Harganya murah? Atau nanya dulu dengan teman dan tetanggga?

Keempat. Butuh "kecerdasan dan kelincahan" untuk menentukan pilihan.

Diawali revolusi industry, kemudian era digitalisasi plus situasi saat ini di tengah ancaman pandemi covid-19. Pola dan gaya hidup pun telah terjadi revolusi! Aih, lebay, ya?

Pedagang kecil di pasar-pasar tradisional bertahan dengan ketersediaan kebutuhan sehari-hari. Manajemen toserba, minimarket, supermarket, mall, supermall hingga megamall mesti mengeluarkan jjurus-jurus jitu agar tak kehilangan pembeli. Kebijakan sosial distancing, physical distancing hingga PSBB pasti berpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun