Jangan jadi orang yang merugi, karena penyesalan di hari akhir tidak akan berarti..
Majalah Sudut Pandang Kembali Berbagi Kebahagiaan dengan Anak Yatim
Jakarta-Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Majalah Sudut Pandang kembali mengadakan acara tasyakuran berupa buka puasa bersama dan santunan untuk anak yatim di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Aisyiyah, Kp Sumur Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (2/6/2019).
Acara berbagi tersebut, sebagai bentuk rasa syukur atas keberadaan media cetak dan online yang saat ini sudah memasuki tahun ke-4.
"Alhamdulillah, kami kembali dapat berbagi rezeki di bulan suci Ramadhan, mohon do'a nya semoga kami dapat terus menyisikan rezeki dengan berbagi kepada anak yatim," ucap Pimpinan Redaksi Majalah Sudut Pandang, Umi Syarifah.
"Terima kasih kepada Bapak H.Romani selaku Penasehat Majalah Sudut Pandang yang selalu mendo'akan yang terbaik untuk kami, secara khusus kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suherman Mihardja, SH, MH, Bapak Ari Yusuf Amir, SH, MH dan semua pihak yang telah mendukung acara buka puasa dan santunan ini," tutur Umi.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para tokoh masyarakat, tokoh agama, jamaah Majlis Dzikir Al-Mustofa yang telah meluangkan waktu menghadiri acara yang berlangsung penuh kebersamaan itu.
"Terima kasih untuk Ibu Hj. Munawaroh, Bapak H. Tri, Bapak H. Jamal, Bapak DR. H. Jajang, Bapak Matnur, Bapak Irvan Dadi, dan semua jamaah yang tak bisa kami sebutkan satu persatu, namun tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada semuanya, yang telah mendo'akan, semoga keberkahan Ramadhan senantiasa bersama kita semua, Aamiin," ucap Alumni Universitas Ibnu Chaldun ini.
"Menyantuni anak yatim adalah akhlaq yang sangat mulia di mata Allah SWT, maka kita akan menjadi manusia yang jauh lebih baik, dan lebih bermanfaat untuk orang lain. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kekuatan agar bisa tetap beribadah pada-Nya dan selalu berada dalam bimbingan yang lurus untuk membawa kita pada kebahagiaan selama hidup di dunia dan kelak di akhirat," paparnya.
Menurut H. Romani, esensi rasa syukur bukan hanya sebatas lisan dengan mengucapkan Alhamdulillah, namun harus diiringi dengan amal perbuatan. Siapa yang pandai bersyukur, maka akan Allah SWT akan menambah nikmatnya, dan jika kufur tinggal menunggu kehancurannya.
"Perlu diingat, rezeki itu bukan hanya berupa materi semata, banyaknya materi tidak menjamin kebahagiaan, kesuksesan hidup diukur dari keberkahan dan kemanfaatan hidup kita terhadap sesama. Itu yang akan membuat kita tenang dan bahagia dalam hidup, hal tersebut dapat kita capai dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT," pesannya.