SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Pustakawan

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Mudik & Geliat Ekonomi Kaum Urban

4 April 2024   18:24 Diperbarui: 4 April 2024   18:55 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Mudik & Geliat Ekonomi Kaum Urban
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tradisi mudik pada hari raya Idul Firi merupakan berkah bagi ekonomi masyarakat di daerah-daerah karena perputaran ekonomi yang selama ini hanya di seputar kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar kini berpindah ke daerah. 

Semangat untuk bersilaturahim pada hari yang fitri ke sanak saudara merupakan pendorong bagi para kaum urban untuk mudik ke daerah asalnya dan keberadaan mereka di daerah biasanya tidak hanya satu atau dua hari saja bahkan sampai berminggu-minggu. 

Sehingga keberadaan kaum urban yang mudik ke daerah-daerah, benar-benar berdampak pada Geliat ekonomi masyarakat di daerah tersebut sebagai contoh meningkatnya pendapatan para pemilik warung di desa-desa dan juga ramainya pusat perbelanjaan baik modern maupun pasar tradisional di kota-kota kecil, hal tersebut bisa di lihat dari nomor mobil kendaraan di parkir pusat perbelanjaan tersebut.

Fenomena mudik kaum urban ke daerah benar-benar mampu mendorong meningkatnya geliat ekonomi di daerah yang biasanya normal-normal saja, di sebut kaum urban karena aktivitas keseharian mereka cenderung menjauh dari daerah asal dan hidup dalam hiruk pikuk kota-kota besar. Sehingga di daerah tertentu dan seringkali terdapat spanduk ucapan selamat datang di daerah asal pada saat hari raya  Idul Fitri.

Semangat kaum urban untuk memperbaiki nasib hidupnya tentu tidaklah salah terbukti banyak manfaatnya ketika mereka pulang kampung paling tidak mereka mampu ber investasi kecil-kecilan di daerah asal seperti membeli lahan, membuka warung bahkan ada yang sukses hidupnya menjadi seorang pengusaha di daerah berkat tranfer ilmu ketika mereka bekerja di kota-kota besar. 

Namun di sisi lain mobilisasi penduduk di kota-kota besar juga menimbulkan dampak yang tidak sedikit dan mengundang keprihatinan pemerintah secara kasat mata mudik jelang hari raya Idul Firi juga banyak menimbulkan korban lalu lintas. Bahkan antrean kendaraan di pintu-pintu masuk jalan tol mengular panjang.

Semangat aktivitas ekonomi kaum urban, hendaknya dijadikan aset bersama untuk dipelihara dalam upaya untuk memakmurkan ekonomi masyarakat. Dengan menjaga potensi daerah asal melalui kebijakan-kebijakan tertentu seperti kemudahan dalam berinvestasi serta kebebasan dalam beraktivitas ekonomi. Bahkan kesuksesan ekonomi kaum urban bisa juga dijadikan bekal untuk mencalonkan diri dalam pilkada serentak sebagai pengabdian pada derah kelahirannya. 

Dengan harapan berbagai kebijakannya nanti mampu mengumpulkan donasi kaum urban dalam bentuk investasi jangka panjang. Harapannya dengan makin maraknya ekonomi di daerah yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan kemiskinan yang makin menurun.

Barangkali dengan mendata dan memetakan potensi ekonomi masyarakat adalah langkah yang tepat sebagai garis kebijakan pemerintah dalam membangun daerah. 

Kebijakan pemerintah dengan mengurangi angka kemiskinan melalui kendali inflasi dan mendatangkan investasi kakap adalah langkah tepat tapi kurang efektif dalam membangun ekonomi daerah karena pengembangan ekonomi daerah tidak harus menunggu datangnya angin surga dari kaum pemodal kakap tapi bisa juga dari donasi kesuksesan putera daerah yang sukses merantau atau istilahnya dlm tulisan ini adalah kaum urban. 

Undang-undang Desa melalui BUMDes bisa dijadikan saluran untuk menggerakan ekonomi masyarakat melalui transfer pengalaman para kaum urban sehingga kesejahteraan dikalangan bawah akan terwujud melalui kerjasama investasi berkelanjutan Antara warga yang merantau dengan warga setempat.

Idul Fitri adalah moment yang tepat untuk mendekati putera-putera daerah yang sukses dan kuat kapital. Maka diperlukan upaya yang lebih riil dari pemerintah dalam melakukan pendekatan dengan putera daerah yang telah sukses tersebut melalui forum silaturahim dan tim khusus untuk mengkaji secara lebih mendalam keterlibatan para putera daerah atau kaum urban sebagai investor di daerah, mungkin dengan diawali silaturahim saat hari raya idul fitri Antara pejabat daerah dengan para kaum urban yang telah sukses. Termasuk juga berbagai paparan tentang potensi ekonomi daerah yang belum dikembangkan dan menjanjikan secara ekonomi.

Sehingga ujung-ujungnya mampu menjaga jalannya ekonomi agar benar-benar terjadi keseimbangan peran, di satu sisi pemerintah perlu dana besar untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pengurangan pengangguran secara masif selain itu juga pentingnya menjaga denyut nadi ekonomi daerah setiap saat agar kesinambungan dan kestabilan ekonomi di daerah dampak terjaga sehingga potensi konflik horizontal dan kecemburuan ekonomi dampak di minimalisir.

Manfaat lain dari aliran modal yang mengucur di daerah-daerah saat lebaran adalah membantu pemerintah dalam menstabilkan ekonomi di tengah pertumbuhan ekonomi yang mengandalkan kuantitas daripada kualitas dalam pemerataan ekonomi. sehingga moment lebaran adalah langkah yang tepat bagi pemerintah untuk merumuskan paket kebijakan eksklusif yang mendorong mandirinya ekonomi daerah. Berbagai program yang telah berjalan saat ini setidaknya perlu ditindak lanjuti bersama karena dengan begitu daerah akan benar-benar merasakan manfaat pertumbuhan ekonominya.

Mudik lebaran yang saat ini sudah menjadi tradisi juga membawa bekal yang tidak sedikit terutama daerah-daerah tertentu yang penduduknya mengandalkan kekuatan ekonomi dari kota-kota besar sehingga hal tersebut perlu dijadikan pendorong bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk bersinergi membangun rakyat lewat program yang lebih efektif guna memantapkan otonomi daerah. 

Sudah selayaknya geliat ekonomi daerah kreatif memanfaatkan potensi ekonomi putera daerah lewat donasi kaum urban yang sukses di kota besar maupun sukses di luar negeri seperti : para TKI yang meraup modal di negeri orang, barangkali pemerintah daerah perlu wadah khusus dalam forum-forum seperti KADIN daerah sebagai wadah bersama untuk memajukan daerah dan hal tersebut bisa di mulai dengan memanfaatkan momen mudik lebaran untuk saling bersilaturahim dan bergabung bersama untuk membangun daerah masing-masing. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun