Sustainable dan Responsible Travel: Menjaga Alam untuk Kepariwisataan Berkelanjutan
Laju pemudik mulai tanggal 15 April 2023 sudah mulai terasa ke seluruh Indonesia, seiring libur anak-anak sekolah. Nanti akan bertambah padat saat cuti bersama mulai diperlakukan. Daerah-daearah mulai kebanjiran pemudik. Setelah lebaran tempat wisata mulai dikunjungi pemudik. Juga wisatawan yang sengaja memanfaatkan momen liburan lebaran untuk mengunjungi destinasi wisata.Menariknya ada istilah Sustainable Travel dan Responsible Travel terkait dengan kepariwisataan. Bagaimana cara berwisata saat lebaran agar seiring dengan Sustainable dan Responsible Travel?
Sustainable Travel atau keparawisataan berkelanjutan berdasarkan World Tourism Organization (UNWTO) adalah Parawisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat lokal.
Dalam artikel Destinasi Wisata Berbasis Sustainable Tourism di Indonesia yang diampu oleh kemenparekraf ada 4 pilar untuk mengembangkan Sustainable Tourism. Pengelolaan Berkelanjutan (bisnis parawisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dijaga dan dikembangkan, dan aspek lingkungan (enviroment sustainability).
Kepariwisataan berkelanjutan harus memanfaatkan secara optimal sumber daya lingkungan, yang merupakan elemen kunci dalam pengembangan parawisata, menjaga proses ekologi yang penting dan membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati.
Jenis wisata berkelanjutan: wisata alam, ekowisata, petualangan, budaya, kuliner, wisata kota, wisata belanja, wisata pedesaan, geotourism, wisata religi, disaster tourism dan lain-lain
Destinisai wisata berbasis sustainable tourism di Indonesia antara lain
1. Taman Nasional Baluran berada di Situbondo Jawa Timur,
2. Taman Nasional Ujung Kulon
Selain melihat pelestarian badak Jawa, juga bisa bermain kano di pulau Pamanggangan, snorkeling dan diving di Pulau Peucang.
3. Punti Kayu Palembang
Menikmati deretan pohon Pinus, Mahoni, Talog hingga Akasia.
4. Umbul Ponggok
Bertempat di Klaten, jawa Tengah. Tempat wisata menyelam kekinian karena sesuai dengan animo masyarakat yang senang berswafoto. Potensi ekonominya 4 milyard setahun.
Sedang Responsible Travel, kepariwisataan yang bertanggung jawab adalah sistem parawisata yang mengedepankan kepentingan ekosistem lingkungan dan tetap menjaga eksistensi lokal tanpa mengurangi keistimewaan parawisata itu sendiri.
Unsur dari keparawisataan yang bertanggung jawab adalah wisatawan, masyarakat lokal, penyelenggara wisata, dan pemerintah.
Responsible Travel saat ini mengarah pada kedekatan wisatawan dengan alam dan masyarakat lokal. Bila berkunjung ke suatu daerah, coba kunjungi pasar tradisionalnya. Pasti menemukan kearifan lokal yang berbeda dengan daerahmu.
Jaga volume suara, tidak membuat kebisingan dengan pengeras suara, kecuali masyarakat lokal membuat hiburan musik setempat atau kalau terpaksa harus ijin dengan masyarakat setempat.
Jangan tinggalkan apapun, misalnya sampah
Pengalaman pribadi saat saat berkunjung ke Kalimantan selatan saya diajak keluarga ke kebun karet dekat pemancingan ikan tempat keluarga. Sebelum memancing kami memakan bekal terlebih dahulu.
Saya selalu berusaha membawa botol minum agar mengurangi sampah. Tetapi ada yang membawa air kemasan. Saya menghibau agar gelas platik kemasannya tidak dibuang begitu saja, tetapi dikumpulkan. Langkah kecil yang mudah ditularkan.
Pernah berkunjung ke Danau Panggang Amuntai tahun 2015, ada tumpukan sampah di sungai. Sangat disayang kalau yang berkunjung ikut membuang sampah di sungai. Semoga tahun 2023 semua wisatawan atau masyarakat setempat menjaga sungai.
Tempat penuh rawa dan ada kerbau kalang ini seperti Venesia, Italia. Kata saya malah lebih indah. Daerah ini juga sama dengan Nagara, Kalimantan Selatan.
Lestarikan alam sekitar
Misalnya tidak memahat pohon saat berkunjung. Kalau ada transportasi umum yang memadai, lebih baik menggunakan transportasi umum agar less carbon
Jangan bawa yang ada temukan ditempat wisata
misalnya di wisata alam bertemu binatang di hutan biarkan ia hidup di alam.
Hormati Budaya Setempat
Menghormati budaya masyarakat lokal berarti melestarikan budaya dan seni. Sering masyarakat setempat lewat budaya secara tak langsung menjaga alam.
Sebagai tambahan. Beda Sustainable travel dan Responsible travel: Kepariwisataan berkelanjutan terkait dengan konsep yang memperhatikan dampak dari pariwisata sehingga pariwisata berkelanjutan sampai pada generasi mendatang sedang Kepariwisataan bertanggung jawab terkait dengan pelaku wisata. Diharapkan berperilaku positif.
Mengenai Sustainable dan Responsible Travel benar-benar baru. Saya harus membaca banyak membaca artikel dan mengutip secara langsung agar tak salah makna. Semoga semakin banyak artikel tentang kepariwisataan berkelanjutan dan bertanggung jawab, makin banyak yang melek tentang ini. Harapannya makin banyak wisata yang ada di Indonesia bertumbuh dan berkembang. Semoga kita semua bangga berwisata di Indonesia.
Sumber tulisan:
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin 1853-1860
Web kemenparekraf
broganabroad.com
Hipwee.com
avonturin.id
ecobnb.com