Makna Iqro: Membaca, Belajar, dan Menulis
Qawiyyul jism, kuat fisiknya
Mutsaqqaful fikr, berwawasan akalnya
Qadirun 'alal kasb, mampu bekerja
Munnazzhamun fi syuunihi, teratur dalam segala urusannya
Harishun 'ala waqtihi, bersungguh-sungguh menjaga waktunya
Nafi'un lighairihi, bermanfaat bagi yang lain
Mujahidun linafsihi, bersungguh-sungguh mengendalikan hawa nafsunya
Tak jauh dari tema menulis di Ramadan Cerita, Kompasiana, misal tentang ibadah, kuat fisiknya, teratur dalam segala urusan, dan bersungguh-sungguh menjaga waktunya.
Dalam buku tersebut disebutkan sifat qadirun 'alal kasbi mengharuskan seseorang mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan yang wajib ia pelajari. Tentu ini diperoleh dengan membaca dan belajar. Keinginan untuk belajar harus dari diri sendiri.
Menulis adalah pengejawatahan dari membaca dan belajar. Merangkum berbagai pengetahuan baik membaca buku fisik ataupun digital, meramu berbagai ketrampilan dan pengalaman yang didapat dari proses belajar. Hasil tulisan berbagai bentuk bisa menjadi sebuah buku, jurnal, tulisan kecil di media sosial atau tulisan di blog.
Menulis boleh jadi menjadi saluran ilmu. Sebagai pribadi, nafi'un lighairihi, bermanfaat bagi orang lain. Dengan menulis berarti memperpanjang ilmu yang diperoleh dari membaca dan belajar.