Sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com
Kenangan Membuat Wajik Bandung Bersama Keluarga di Setiap Lebaran
Beberapa hari menjelang lebaran, Ibu biasanya sibuk di dapur untuk membuat camilan serta kue lebaran. Salah satu kue yang selalu ia buat adalah wajik bandung.
Wajik bandung terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan kelapa dan juga gula. Adonannya dibungkus menggunakan kertas minyak warna warni membentuk seperti bintang.
Di daerah kami wajik Bandung masih jarang digunakan untuk sajian lebaran maka dari itu keberadaannya di tempat saya menjadi sebuah ciri khas tersendiri. Para tetangga sampai hafal, kalau ke rumah saya pasti ada wajik bandung.
Ibu sendiri terkadang membuat wajik bandung berbahan ketan tapi terkadang juga menggunakan bahan waluh (labu). Rasanya perpaduan antara manis dicampur dengan gurihnya kelapa dengan tekstur legit.
Kira-kira H-4 atau H-3 lebaran, ibu sudah membuat adonan wajik bandung sementara saya menyiapkan bungkusnya, memotong kertas minyak menjadi sebesar 10cm x 10cm.
Warna kertas yang sering kami gunakan diantaranya merah, hijau, kuning dan putih. Warna-warna tersebut cukup membuat tamu tertarik dan penasaran untuk mencobanya.
Ibu sendiri biasanya membuat wajik bandung dengan komposisi ketan kg, kelapa muda parut 4 butir dan gula pasir 2 kg.
Caranya antara lain dengan mencampurkan seluruh adonan ke dalam sebuah wajan besar lalu diaduk terus menerus hingga mengental, berubah warna dan benar-benar tanak.
Setelah adonan matang (tanak), kami sekeluarga berkumpul untuk segera membungkusnya. Makin banyak orang makin baik karena jika sudah terlanjur kering akan sulit untuk dibentuk.
Cara membungkusnya sendiri adalah dengan menaruh satu sendok adonan di atas kertas minyak. Setelahnya satukan ke empat ujung dari kertas minyak dan tekan pada lengkungan sehingga adonan bisa menempel dengan si kertas.