Puasa Hati dan Pikiran Dalam Puasa Bulan Suci Ramadhan
Puasa Hati dan Pikiran dalam Puasa Bulan Suci Ramadhan
Adalah sesuatu yang harus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan kualitas kebersihan hati dan pikiran kita, terlebih di Bulan Suci Ramadhan, karena ini adalah esensi dari sebuah ibadah puasa.
Sejatinya puasa adalah melatih kesabaran kita serta melatih mental kita dalam menghadapi kehidupan sehari-hari degan berbasis Taqwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Esensi puasa adalah sebagai ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Menurut al-Hasan, "Orang bertakwa memiliki sejumlah tanda yang dapat diketahui. Di antaranya: Jujur/benar dalam berbicara. Senantiasa menunaikan amanah. Selalu memenuhi janji. Rendah hati dan tidak sombong. Senantiasa memelihara silaturahmi. Selalu menyayangi orang-orang lemah/miskin. Memelihara diri dari godaan kaum wanita. Berakhlak mulia. Memiliki ilmu yang luas. Senantiasa ber-taqarrub kepada Allah." (Ibn Abi ad-Dunya, Al-Hilm, I/32), dikutip dari detik.com.
Definisi taqwa adalah seperti yang umum kita ketahui yaitu menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.
Dengan berpuasa, jelas ini adalah perintah Allah Subhanahu wa ta'ala seperti tertuang dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Jadi sangat jelas sekali, jangankan kita yang ada dalam dunia zaman sekarang ini, ternyata orang-orang terdahulu pun diwajibakan berpuasa.
Bisa diartikan bahwa puasa adalah sebagai metode yang dirilis Tuhan untuk kebaikan mahluk-NYA seperti manusia kita ini.
Tidak hanya menahan haus dan lapar tentunya, puasa adalah ritual yang dilegalkan Tuhan untuk menguras dan memebersihkan serta merefresh tubuh kita secara general.
Dari mulai sistem pencernaan, sistem syaraf dan juga sistem motorik serta lainnya dalam tubuh kita ini di Bulan Suci Ramadhan ini adalah perbaikan secara holistik.