#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id
Kedamaian Ramadan Seiring Peringatan Waisak yang Meneduhkan
Aku termenung di bawah mentari
Di antara megahnya alam ini
Menikmati indahnya kasih-Mu
Kurasakan damainya hatiku
Lagu Damai Bersamamu mengiringi jari-jemariku ketika mengetik tulisan ini. Saat semua umat muslim sedang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Budha juga merayakan Hari Waisaknya. Ada kesamaan tahun ini karena Corona yang masih merajalela. Semua umat beragama hanya bisa beribadah dari rumah saja.
Lagu Damai Bersamamu cukup populer di telinga karena sarat pesan kental toleransi yang menggema. Diciptakan oleh seorang nasrani bernama Johny A. Sahilatua dan pernah dinyanyikan oleh penyanyi muslim, almarhum Chrisye. Lagu ini juga dinyanyikan kembali oleh penyanyi pendatang baru, seperti Sheila Marcia dan Virzha.
Universalnya lagu tersebut sungguh meneduhkan hatiku. Sebuah karya seni bisa menyatukan semua perbedaan yang tercipta. Begitu juga suasana pandemi Covid-19 yang kita alami seperti sekarang. Walau berbeda agama, kita harus tetap satu jua.
Sebagai umat beragama, kita harus sadar bahwa semua agama mengajarkan kebaikan terhadap umatnya. Semua agama hanya ingin kedamaian. Sama hal ketika ibadah di bulan Ramadan beriringan dengan peringatan hari raya Waisak.
Sejatinya, ibadah puasa tak hanya dilakukan umat muslim. Sebelum Waisak, umat Budha juga dianjurkan untuk melaksanakan latihan Atthasila. Latihan ini meliputi 8 aturan moral bagi umat perumah-tangga yang salah satunya menahan diri untuk tidak makan lewat tengah hari sampai besok pagi. Hanya saja, mereka boleh minum air. Namun, tak dianjurkan untuk menghibur diri dengan menonton acara hiburan, seperti televisi atau mendengar musik.
Dalam Buddhisme juga tak ada doa untuk meminta. Ajaran paling dasar yaitu tentang latihan melepas, memberi, dan berdana. Dilanjutkan dengan latihan moralitas serta meditasi. Itulah yang menyebabkan bahwa saat hari Waisak, umat Budha sering merenung terkait Cinta Kasih agar semua makhluk bisa bahagia.
Cinta kasih atau kasih sayang seorang Buddha merupakan cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua yang mencintai anaknya dan berharap berkah tertinggi melimpah pada mereka. Bagi mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Buddha akan memberi perhatian khusus. Dengan kasih sayang-Nya, Buddha menganjurkan agar mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan berjuang dalam melawan kejahatan hingga tercapai "Pencerahan Sempurna".
Sekelumit cerita dari temanku itu, membuat aku yakin bahwa setiap agama memang ajarkan cinta kasih terhadap sesama. Hal ini yang harus diteladani untuk berjuang bersama melawan virus Covid-19. Kekuatan religius dalam diri harus tetap terpatri, tapi nasionalis yang realistis juga harus jalan beriringan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Momentum Waisak saat bulan Ramadan di tengah pandemi mengingatkan kembali pada kita untuk saling gotong royong saat dilanda kesulitan. Berdamailah dengan suasana supaya tak ada lagi hati yang saling memprovokasi. Saling mengasihi lebih baik daripada tidak peduli sama sekali.
Harapan aku hanya satu untuk hari suci ini, semoga umat Budha bisa menjalankan ibadah dengan tenang walau di rumah saja. Semangat Ramadan dan Waisak yang bersamaan harus membuat kita optimis bahwa kerukunan antar umat beragama bisa menjadi dasar keutuhan suatu bangsa. Rasanya, aku ingin kembali berdengung:
Jangan biarkan damai ini pergi
Jangan biarkan semuanya berlalu
Hanya pada-Mu, Tuhan
Tempatku berteduh
Dari semua kepalsuan dunia