ade anita
ade anita Penulis

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Artikel Utama

Hampers Lebaran, Tradisi Baru yang Membantu UMKM

1 Mei 2022   11:35 Diperbarui: 6 Mei 2022   12:45 2545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hampers Lebaran, Tradisi Baru yang Membantu UMKM
Ilustrasi hampers Lebaran berisi kue-kue kering. (sumber: SHUTTERSTOCK/CHARISMA MAYA via kompas.com)

Dan ini bisa menjadi sebuah perbuatan korupsi. Ih. Seram. Itu sebabnya orang mulai menolak menerima Parcel untuk menunjukkan bahwa mereka bersih.

Lain parcel, lain lagi hampers yang marak diberikan di jaman sekarang.

Kebanyakan, hampers itu diberikan sebagai pengiring kartu ucapan Selamat Idul Fitri. Isi hampers yang diberikan pun tidak ada yang mahal. Sering merupakan produk UMKM atau beberapa ada yang memang buatan tangan pengirimnya sendiri yang lalu dihias agar cantik.

Apapun itu, menurutku tradisi saling mengirim Hampers itu nyata membantu UMKM Indonesia.  Karena, baik yang dibeli di toko maupun yang dibuat sendiri di rumah, mereka murni menggunakan bahan-bahan yang diproduksi di dalam negeri. 

Dan pembelian bahan-bahan produksi dalam negeri ini menggerakkan UMKM Indonesia, mulai dari sektor hulu (bahan mentah) hingga sektor hilir (bahan matang atau yang sudah jadi, seperti keranjang atau kartu ucapan dan kardus cantiknya). Bahkan termasuk menggerakkan jasa ekspedisi yang kebagian tugas mengantar hampers dari pengirim ke penerima. 

Soal harga? Biasanya sih hampers tidak melebihi ketentuan batas maksimal gratifikasi ya. Eh, tapi nggak tahu juga deh jika ada brownies yang harganya mencapai 1 juta rupiah. Aku sih belum pernah mencobanya. Hahaha. Mau makannya juga sayang kali ya? Hehe. 

hampers yang mampir dengan selamat di rumahku (foto koleksi pribadi)
hampers yang mampir dengan selamat di rumahku (foto koleksi pribadi)

Yang pasti sih, ada 2 nasehat suamiku sehubungan dengan hampers yang dikirim orang ke rumahku.

1. "Jangan dishare di medis sosial ya, De. Baik untuk mengucapkan terima kasih atau apapun. Baik itu di story yang 24 jam kemudian hilang atau di feed yang selamanya bakal terpajang. Karena itu hanya akan mengintimidasi mereka yang belum punya rezeki untuk membeli hampers akibat melihat rekan sejawatnya bisa mengirim hampers. Mengirim atau tidak mengirim, bagiku sama saja, mereka semua adalah teman dan rekan kerja yang baik." 

2. "Hati-hati. Ingat jangan sampai kena diabetes atau tekanan darah tinggi gara-gara hampers." Hehe. 

Jadi, sekalian deh mohon maaf jika aku tidak pernah membuat story di media sosial manapun tentang  hampers yang keluarga kami terima.  

Semoga kita semua senantiasa diberi rezeki yang penuh keberkahan. Aamiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun