Munggahan dengan Babacakan, Tradisi Makan Bareng Menjelang Ramadan
*****
Munggahan berasal dari kata bahasa sunda “Munggah” (unggah) yang artinya naik.
Kata “naik” melambangkan perjalanan menuju ke tempat yang lebih tinggi derajatnya. Maksudnya dari bulan Sya’ban ke bulan Ramadan, yang dinilai lebih mulia dari bulan lainnya.
Munggahan ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Juga, dalam rangka membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun sebelumnya. Dan agar dihindarkan dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Umumnya, munggahan dilaksanakan dengan cara berkumpul bareng keluarga, kerabat atau teman kantor, bahkan bersama anak-anak sekolah.
Munggahan biasa dilakukan di masjid atau mushala, rumah-rumah, kantor, sekolah, hingga tempat di mana biasa dilakukan ziarah kubur.
Selain itu, ada pula yang mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga, kerabat dan handai taulan.
Di pelosok desa, munggahan juga biasa dilakukan masyarakat setempat dengan mengamalkan sedekah munggah yang digelar sehari atau dua hari menjelang bulan puasa.
Baca juga: Talas Beneng, Pangan Lokal asal Pandeglang yang Kaya Karbo
Dalam acara munggahan, biasanya kami saling bermaaf-maafan dan berdoa bersama agar mendapatkan kekuatan dan kemudahan selama menjalankan ibadah di bulan Ramadan.