Munggahan dengan Babacakan, Tradisi Makan Bareng Menjelang Ramadan
Kemudian, munggahan diakhiri dengan tradisi makan bareng atau istilahnya “Babacakan” yang merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya lokal masyarakat Pandeglang.
Tradisi babacakan ini biasanya diisi dengan makan bersama beralas daun pisang sambil duduk lesehan.
Menu yang disajikan mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, serta sambal dan lalapan.
Babacakan diikuti oleh minimal dua atau tiga orang. Semakin banyak orang yang ikut babacakan, maka akan meriah tradisi makan bersama tanpa alas piring dan sendok ini.
Cara makannya dilakukan dengan cara memanjang, artinya makan babacakan dilakukan secara berhadap hadapan.
Pola makan ini terutama diikuti oleh orang yang lebih sedikit dan lebih bersifat tradisional lantaran menggunakan daun pisang sebagai media alas makan.
Berlainan halnya dengan babacakan dengan skala yang lebih banyak. Saat menyantap hidangan mereka kerap menggunakan pola ngariung (berkumpul membentuk lingkaran) secara berkelompok.
Tradisi munggahan jelang Ramadan dengan babacakan ini, sampai sekarang masih eksis dilaksanakan secara antusias oleh masyarakat Pandeglang.
Marhaban ya Ramadan! Bulan yang penuh keberkahan dan sarat keistimewaan, serta sangat dimuliakan Allah SWT.
Salam Literasi
Ade Setiawan, 07.03.2024