ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Tenaga Kesehatan

All is Well

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Media Sosial, Penting untuk Kita Lakukan atau Tidak?

30 Maret 2024   23:58 Diperbarui: 31 Maret 2024   10:35 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Media Sosial, Penting untuk Kita Lakukan atau Tidak?
Ilustrasi Pelajar Bermedia Sosial / Dokumentasi Pribadi

Nah, kalau merunut sepengalaman saya tadi, kapan kita harus puasa media sosial itu akan dilakukan jika kita tahu manfaat media sosial bagi diri sendiri.

Jadi, pada saat seseorang menyadari bahwa media sosial sudah tidak bermanfaat bagi dirinya, saat itulah orang kemungkinan akan menahan diri untuk tidak terlalu fokus di media sosial.

Sebaliknya, bila dirasakan bermanfaat dan dampak positifnya lebih terasa, pada umumnya orang akan melanjutkan penggunaan media sosial tersebut.

Selanjutnya, apakah saya juga akan puasa membuat konten di Kompasiana?

Ya, sebagaimana pengalaman di media sosial lainnya bisa jadi saya menerapkan hal serupa jika tujuan bermedia sosial sudah tidak didapatkan di sini.

Dilansir akun media sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) beberapa tanda dan gejala kita butuh puasa media sosial diantaranya yakni:

1. Ketika tidak menikmati perasaan bahagia

Saat menggunakan hingga menyukai media sosial pertama kali, otak akan mengeluarkan dopamine (suasana hati) yang dapat menyebabkan rasa bahagia luar biasa.

Akan tetapi, sesuatu yang dilakukan berulang dapat menimbulkan kebosanan, sehingga akhirnya muncul perasaan tidak lagi merasa bahagia atau tidak menikmati ketika menggunakannya.

Nah, puasa media sosial menjadi penting untuk mengembalikan rasa bahagia tersebut. Sebab, jeda yang cukup akan menimbulkan rasa rindu untuk kembali menggunakan media sosial.

2. Ketika mengganggu aktivitas pekerjaan

Media sosial sudah mengurangi waktu kerja yang optimal. Alih-alih semakin produktif, dengan alasan bermedia sosial jangan sampai menunda-nunda pekerjaan yang menjadi kewajiban kita.

Jadi, kita harus paksakan dan memastikan untuk puasa media sosial jika tidak bisa berhenti membuka media sosial sehingga hal-hal yang penting dilakukan di dunia nyata menjadi terbengkalai.

3. Ketika mulai merasa kecanduan

Terdapat masalah social pressure, yakni dorongan sosial untuk segera menjawab pesan dengan cepat, selalu update akan informasi yang kurang penting, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun