Saat Lebaran Ditanya "Kapan Nikah?" Ini Jawaban Lucu Anak Saya!
Pengalaman pribadi ini saya tulis untuk Mystery Topic 4 “Jawaban Lucu Pertanyaan Lebaran” Semoga bisa meredakan kegundahan hati para jomblo, lajang, dan bujang yang sering mendapat pertanyaan "Kapan nikah?".
Tradisi Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di dalam kultur budaya masyarakat jadi momentum yang paling dirindukan para orangtua, keluarga, dan anak-anaknya.
Ya, momen Lebaran sangat tepat untuk berkumpul bersama keluarga besar. Terlebih saat Lebaran adalah hari libur nasional dan cuti bersama yang cukup panjang.
Nah, sebagai orangtua jujur saja pertanyaan “Kapan nikah” pernah saya lontarkan kepada anak pertama saya sewaktu belum menikah.
Saya pikir hal itu suatu kewajaran sebagai bentuk perhatian orangtua kepada anaknya.
Apalagi kami jarang kumpul lantaran sang anak bekerja di luar kota tempat kami tinggal. Di momen Lebaran itulah kami selalu berkumpul.
Pertanyaan tersebut saya ucapkan tidak dengan nada serius juga. Itu sekadar pengingat saja dari orangtua kepada sang anak supaya berumah tangga dan ingin tahu apakah sang anak sudah ada rencana menikah atau belum.
Terlebih pada saat itu umur anak saya sudah lebih 20 tahun, punya pekerjaan, dan kondisi keuangan yang cukup baik.
Jadi, pertanyaan tentang kapan menikah menjadi hal wajar buat orangtua. Bahkan, dalam keseharian jika kita punya anak perempuan, pertanyaan “Kapan nikah?”sudah hal yang umum untuk ditanyakan.
Belakangan saya baru nyadar pertanyaan “Kapan nikah?” harusnya tidak boleh diutarakan lantaran dinilai kurang peka atau tidak berperasaan yang berakibat akan menyakitkan bagi si pendengarnya.
Lantas, apa jawaban lucu pertanyaan Lebaran “Kapan Nikah?” dari sang anak?
Tahun pertama setelah lulus kuliah dan langsung bekerja di luar kota, saat mudik pulang kampung untuk berlebaran bersama keluarga, kepada anak perempuan saya- si sulung - saya bertanya: “Kakak Kapan Nikah?” Jawab si sulung: “Tahun depan” katanya dengan nada rada ketus.
Mendapat jawaban kepastian dari sang anak, tentu saja hati saya lega lantaran kata “Tahun depan” menunjukan waktu yang pasti yakni tahun depan.
Lalu pada tahun kedua setelah bekerja di luar kota, saat mudik pulang untuk berlebaran bersama keluarga, kepada si sulung saya kembali bertanya: “Kakak Kapan Nikah?” Jawab si sulung: “Tahun depan”. Jawaban yang sama dengan tahun kemarin.
Jawaban simpel si sulung "Tahun depan", seraya melengos pergi membuat saya jadi kepo dengan jawaban tersebut.
Kemudian kembali saya bertanya: Kapan Kak? Jawabannya “ Ya, Tahun depan” katanya lebih ketus.
Nah, setelah tahun ketiga bekerja di luar kota, saat mudik pulang untuk berlebaran bersama keluarga, si sulung memperkenalkan kepada saya calon suaminya yang datang ke rumah saat lebaran.
Lalu saya bertanya kepada sang calon menantu: “A Kapan Nikahnya?” Jawab jawab calon mantu: “Tahun depan”. Jawaban yang sama saya peroleh darinya, seperti jawaban anak saya 1-2 tahun lalu.
Jawaban simpel sang calon mantu "Tahun depan", membuat saya lebih penasaran lagi, apakah serius ataukah tidak untuk menikah?
Beberapa waktu kemudian, walhasil anak saya menikah setelah 3 kali ditanya “Kapan nikah?” dan menjawab hal sama “Tahun depan” sebanyak 3 kali akhirnya ucapan si sulung dikabulkan setelah 3 tahun.
Nah, itulah jawab lucu anak saya ketika ditanya kapan nikah saat momen Lebaran.
Mudah-mudahan jawaban si sulung “lucu” seperti yang diharapkan pengelola Kompasiana. Hehehe
Kalo masih kurang lucu, saya lanjut tulis lagi pengalaman anak kedua saya yang sudah lulus kuliah dan sudah bekerja di luar kota, ketika pulang kampung berlebaran saya tanya: “A Kapan Nikah ?” Jawab sang anak: “Habis Lebaran” katanya bersemangat.
Kejadian itu saya tanyakan pada momen lebaran tahun 2023 lalu. Saya sih berpikir positif saya mendengar jawaban anak kedua saya. Mudah-mudahan jawaban itu merupakan sebuah do’anya, sebagaimana do’a si sulung yang akhirnya dikabulkan.
Belakangan pada bulan Februari 2024 do’anya dikabulkan juga dan akhirnya saya melamarkan anak kedua saya kepada orangtua sang calon mantu.
Pengalaman pertama melamar itu kemudian saya tulis dalam sebuah artikel di Kompasiana dengan judul “Kalau Sudah Mampu, Jangan Tunda Menikah Nak!”
Walhasil “habis lebaran” Idul Fitri tahun 2024 ini Insya Allah anak kedua saya berencana melangsungkan akad nikah sesuai dengan jawaban do’anya “Habis Lebaran”. Amin Ya Rabbal Alamin.
Begitulah jawaban terbaik anak-anak saya ketika ditanya “Kapan Nikah?”. Buat saya dan keluarga jawaban “Tahun depan” dan “Habis Lebaran” dari keduanya jadi pengalaman menarik, bisa juga disebut lucu, bahkan sekaligus jawaban yang mengesankan dalam kehidupan keluarga kami.
Oh ya, tulisan ini juga saya persembahkan untuk para jomblo, lajang, dan bujang, semoga sedikit banyak jawaban anak-anak saya bisa memberikan motivasi dan do’a terbaik, wabil khusus teruntuk anak-anak saya yang belum menikah. Semoga bermanfaat!
Salam Literasi
Ade Setiawan, 05.04.2024