ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Tenaga Kesehatan

All is Well

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Gebrag Ngadu Bedug, Potensi Ekonomi, dan Tradisi Pasca Idulfitri di Pandeglang

25 April 2024   00:22 Diperbarui: 25 April 2024   16:48 2641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gebrag Ngadu Bedug, Potensi Ekonomi, dan Tradisi Pasca Idulfitri di Pandeglang
Screenshot Gebrag Ngadu Bedug di Alun-alun Pandeglang / Dokpri

Nah, transformasi tradisi Ngadu Bedug menjadi kesenian Rampak Bedug ternyata juga mampu menarik minat kalangan anak muda Pandeglang, sehingga sejak saat itu munculah berbagai event festival atau pasanggiri seni pertunjukan Rampak Bedug.

Kesenian Rampak Bedug yang penuh dengan muatan-muatan kreasi baru tentunya berpengaruh pula terhadap esensi tradisi Ngadu Bedug itu sendiri.

Baca juga: Indahnya Shalat Idulfitri di Masjid Agung Ar-Rahman Pandeglang

Screenshot antusias masyarakat menyaksikan event Gebrag Ngadu Bedug / Dokpri
Screenshot antusias masyarakat menyaksikan event Gebrag Ngadu Bedug / Dokpri

Menghidupkan kembali tradisi Ngadu Bedug

Meski tradisi ini mengalami transformasi (dari tradisi Ngadu Bedug menjadi seni pertunjukan Rampak Bedug), Namun dalam kenyataannya secara tradisi tidak menghentikan Ngadu Bedug antar kampung itu sendiri lantaran di kampung-kampung tradisi ini tetap berjalan.

Dan dua tahun terakhir ini kerinduan masyarakat terhadap tradisi Ngadu Bedug di Alun-alun kota Pandeglang ini mulai dihidupkan kembali.

Hal itu tatkala di tahun 2023 sejumlah anak muda Pandeglang berusaha mencoba menghidupkan kembali tradisi ini dengan konsep Ngadu Bedug yang diadakan dan dipusatkan di Alun-alun kota Pandeglang. Saat itu, tercatat ada 15 kampung yang menjadi pesertanya.

Lalu, pada penyelenggaraan tahun kedua yakni 2024, karena antusias peserta semakin meningkat, maka jumlah kampung yang mengikutinya semakin bertambah. Tercatat pesertanya menjadi 20 kampung.

Ribuan warga Pandeglang antusias terlibat dalam acara Gebrag Ngadu Bedug dengan spirit kebersamaan dan  keguyuban masyarakat khas di perkampungan.

Terharu sih dan membuat speacless melihat masyarakat dari pelosok kampung turun gunung memenuhi pusat kota yang harus menggunakan mobil bak dan nenteng rantang (bekal). Tapi inilah keunikan budaya yang hidup dan berkembang di kalangan warga Pandeglang.

Saya sendiri yang lama bertugas di Pandeglang sangat senang bisa datang dan menikmati acara Gebrag Ngadu Bedug ini. Event ini sarat dengan kearifan budaya lokal disamping melestarikan tradisi warga Pandeglang.

Ngadu Bedug menurut saya merupakan bukti kekompakan urang (orang) Pandeglang. Ngadu Bedug adalah bukti kekuatan dan relijius warga Pandeglang yang Islami.

Tahun ini, tradisi Ngadu Bedug di Alun-alun kota Pandeglang di gelar bersama Asosiasi Seniman Bedug Pandeglang melalui revitalisasi budaya Pandeglang dalam rangka mendukung Undang Undang Pemajuan Kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun