5 Hal yang Harus Diperhitungkan agar Tak Boncos Saat Menyiapkan Bingkisan Lebaran
Lebaran tak lama lagi datang. Selain baju dan kue-kue, orang-orang pun mulai ramai menyiapkan bingkisan lebaran. Isinya beragam, mulai dari mukena, sembako, hingga barang pecah belah yang harganya mahal. Di masa lampau orang Jawa berbagi kebahagiaan bukan dengan bingkisan lebaran atau hampers di era sekarang. Melainkan dengan tradisi ater-ater, yaitu mengirimkan makanan kepada tetangga atau saudara jelang lebaran.
Dalam Islam memberikan bingkisan atau hadiah lebaran hukumnya diperbolehkan, selama tidak melanggar syariat. Terkait hal ini Aisyah r.a. menyatakan:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menerima hadiah dan biasa pula membalasnya." (HR. Bukhari)
Bukan tanpa alasan Rasulullah mengajarkan umatnya untuk saling memberikan hadiah. Rupanya dengan saling memberi akan memupuk rasa cinta pada sesama seperti tertuang dalam hadist berikut ini
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah. Niscaya kalian akan saling mencintai." (HR. Bukhari)
Namun demikian ada 5 hal yang harus diperhitungkan agar tak boncos saat menyiapkan bingkisan lebaran yaitu:
1. Budget untuk bingkisan lebaran
Alokasikan budget khusus untuk memberi bingkisan lebaran. Hitung dengan cermat berapa yang dibutuhkan. Jangan sampai melebihi THR, cukup sisihkan 10-15% dari dana tersebut. Misal THR yang kita dapat 4 juta, berapa anggaran yang dikeluarkan untuk membeli hampers berkisar 400-600 ribu. Lebih dari itu berpotensi bikin boncos keuangan.
2. Buat daftar penerima bingkisan
Penting dilakukan agar kita tahu seberapa banyak orang yang hendak diberikan hampers. Jangan lupa sesuaikan dengan alokasi dana untuk bingkisan lebaran. Jika terlalu banyak dan berdampak pada membengkaknya anggaran, pilih yang memiliki hubungan cukup dekat saja.
3. Jenis bingkisan lebaran
Jenis bingkisan lebaran memang menentukan berapa budget yang harus dikeluarkan. Pilih yang sesuai dengan budgetmu. Jangan memaksa membeli barang pecah belah dari keramik yang mahal jika keuangan terbatas. Cukup kue kering lebaran, hijab, alat makan, atau alat masak yang totalnya antara 50-100 ribu.
4. Bikin sendiri atau beli jadi
Membeli bingkisan yang sudah jadi memang lebih hemat waktu. Tak perlu repot membuat, tinggal membeli dan mengirimkan. Namun tentu harganya lebih mahal, karena adanya jasa pembuatan. Agar lebih hemat bingkisan lebaran bisa disiapkan sendiri. Selain lebih hemat, dengan cara ini kita bisa memilih sendiri produk sesuai budget dan tentunya tidak kecolongan masa kadaluarsanya jika mengirimkan makanan.
5. Mengirim sendiri atau menggunakan jasa kirim
Menggunakan jasa kirim memang memudahkan dan praktis. Namun tentu ada biaya khusus untuk itu. Jika memang keuangan terbatas dan yang hendak dikirimi bingkisan lebaran masih satu kota, ada baiknya diantar sendiri ke tempat tujuan.
Selain itu ada satu hal yang tidak kalah penting bagi kita saat menyiapkan bingkisan lebaran selain kelima hal diatas yaitu tidak mengungkit bingkisan atau hadiah lebaran yang sudah diberikan. Karena Allah berfirman:
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." (QS. Al-Baqarah: 263-264)
Sumber:
1. 21 Faedah Tentang Hadiah
https://rumaysho.com/15422-21-faedah-tentang-hadiah.html
2. Budaya Kirim Hampers Lebaran, Bolehkah dalam Islam?
https://www.haibunda.com/haibunda-squad/20220416194733-203-271646/budaya-kirim-ha
mpers-lebaran-bolehkah-dalam-islam/amp