Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Freelancer

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Merindu Ramadhan Penuh Kenangan, Mulai dari Lantunan Al Quran, Hiburan, sampai Berburu Makanan

16 April 2021   07:22 Diperbarui: 16 April 2021   07:28 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merindu Ramadhan Penuh Kenangan, Mulai dari Lantunan Al Quran, Hiburan, sampai Berburu Makanan
Ilustrasi gambar: mukjizat.co

Apakah Bulan Suci Ramadhan memang merupakan bulan yang senantiasa dirindukan? Tentu. Mengapa? Mungkin terlalu banyak alasan untuk disebutkan sebagai alasan terkait hal itu. Ramadhan telah memberikan kesan tersendiri sejak dulu kala. Kita yang sekarang sudah dewasa mungkin ingin mengulan kembali periode dimasa lalu khususnya saat momen Ramadhan dengan suasananya yang begitu menyenangkan untuk dinikmati. Ramadhan yang datang setahun sekali itu tak pernah kunjung berhenti memberikan sentuhan hangat kepada orang-orang yang menyambut kehadirannya, menghidupkan suasana yang redup oleh terpaan zaman, menyemarakkan hingar bingar masyarakat yang sudah terlalu jenuh menatap rutinitas, dan memberikan kesempatan bagi mereka yang "tersesat" untuk kembali merasakan nikmat.

Sungguh ada begitu banyak alasan untuk mencintai dan merindukan Ramadhan setiap waktu yang mana sepertinya tidak mungkin untuk mengutarakannya satu persatu. Meski mungkin di waktu-waktu yang lain beberapa hal tersebut dapat kita temui tapi "ruh" yang diberikan oleh Bulan Suci Ramadhan benar-benar membuatnya terasa berbeda. Bulan Ramadhan menjadikan hari-hari yang kita lalui seakan memiliki dimensi yang berbeda dibandingkan waktu-waktu yang lain. Ada kehangatan disana, ada suasana syahdu, ada semangat menggebu, dan barangkali ada juga mercon bambu yang mampu menjadi pengobat rindu bagi orang-orang yang ingin memutar kembali masa lalu.

Beberapa hal berikut ini mungkin bisa mewakili keistimewaan Bulan Suci Ramadhan yang sepertinya tidak akan kita rasakan tatkala berada di bulan-bulan yang lain. Meski mungkin diantara kita memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa yang khas dari Ramadhan ini tapi kita semua sepakat bahwa Bulan Suci Ramadhan memang memiliki tempat tersendiri di dalam benak sanubari segenap umat Islam di seluruh dunia.

"Bulan Suci Ramadhan akan selalu mengahdirkan banyak kisah dan pengalaman tak terlupakan kepada siapapun. Pengalaman itu akan membuat kita selalu ingat bahwa ada sebuah bulan istimewa yang didambakan kehadirannya oleh banyak orang."

Hidupnya Malam dengan Lantunan Al-Qur'an

Satu hal yang paling saya rindukan dari Ramadhan adalah hidupnya suasana malam oleh suara lantunan ayat suci Al-Qur'an yang bergema dari berbagai penjuru masjid dan musholla. Tadarus Al-Qur'an yang berkumandang dimalam hari seperti menjadi penanda sekaligus pengingat bahwa kita sekarang tengah berada dalam suasana Bulan Suci Ramadhan. Saat kita tengah bersama keluarga, saat melakukan perjalanan keluar rumah, bahkan saat hendak beranjak tidur pun lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an senantiasa terdengar di telinga. Menghadirkan rasa damai dan ketenangan yang luar biasa. Malam yang biasanya terasa begitu sunyi menjadi seperti ada yang menemani.

Saat mendengarkan lantunan ayat-ayat suci itu saya pribadi ingin agar setiap malam sepanjang sisa usia ini adalah Ramadhan. Sehingga setiap hari pula rasa tenang dan damai itu berkumandang ke segala penjuru. Dan Al-Qur'an sendiri memang merupakan keajaiban dalam manifestasi yang sederhana. Sekumpulan firman-Nya dengan rangkaian huruf dan kata-kata tapi menyiratkan makna yang sungguh luar biasa. Bahkan tanpa mengerti artinya, dan sebatas mendengarkan lantunan kalimatnya saja hal itu sudah membuat kita terenyuh. Sebuah bukti bahwa ada kekuatan maha besar yang terkandung didalamnya. Maka tidak mengherankan tatkala ayat-ayat suci itu dilantunkan akan menciptakan atmosfer yang mempesona. Syukur alhamdulillah Ramadhan kali ini masih memberi kita kesempatan untuk merasakan hal itu.

Musik Religi Pemanis Suasana Ramadhan

Adakah "tanda-tanda umum" yang menunjukkan bahwa kita tengah memasuki momen Bulan Ramadhan? Cukup banyak sebenarnya. Tapi salah satu yang cukup mudah dibaca adalah ramai berkumandangnya alunan musik bernuansa religi. Para musisi dan band ternama umumnya banyak merilis lagu bertemakan religi di kesempatan ini. Beberapa tempat pun beramai-ramai memutar musik beraliran religi di tempatnya masing-masing. Pusat berbelanjaan, rumah-rumah makan, bahkan hingga pedagang emperan tidak ketinggalan untuk "mengingatkan" bahwa kita sedang berada didalam momen Bulan Suci Ramadhan.

Musik memang sudah menjadi salah satu hiburan tersendiri bagi semua orang. Sehingga musik pun tidak jarang dipilih untuk menjadi media penyampai pesan. Termasuk halnya ketika momen Ramadhan. Musik seperti tidak ingin ketinggalan bahwa mereka juga merupakan pembawa pesan terkait situasi yang saat ini terjadi. Meskipun bagi si pembuat karya musik hal itu dimaksudkan juga sebagai media mencari nafkah akan tetapi kita semua sudah mahfum bahwa Bulan Suci Ramadhan sudah sepatutnya diperlakukan secara istimewa dengan apapun caranya. Dan musik religi seperti memiliki peran sebagai pemanis bulan Ramadhan khususnya memasuki di era modern seperti sekarang.

Mercon Bambu

Barangkali keberadaan mercon atau petasan sudah dilarang peredarannya oleh aparat berwajib karena disinyalir mengganggu kekhusyukan ibadah Ramadhan dan juga berpotensi menjadi pemicu masalah yang lain. Namun kita semua khususnya yang hidup sebagai generasi 90-an atau sebelumnya tahu bahwa ada yang spesial dengan keberasaan mercon itu sendiri. Khususnya mercon bambu. Terlepas dari potensinya dipergunakan untuk mengerjai orang yang lewat dijalan, mercon bambu merupakan produk dari kearifan lokal yang eksistensinya merupakan pengingat bahwa Bulan Suci Ramadhan itu adalah bulan yang semarak.

Lantunan ayat suci Al-Qur'an akan abadi sebagai pencipta ketenangan yang meliputi bulan suci penuh ampunan. Demikian pula musik religi akan serta merta menjadi pemanis suasana selama momen Bulan Ramadhan. Namun mercon bambu memiliki tempat tersendiri yang akan turut meramaikan dan menyemangati kita bahwa bulan suci ini mengharuskan kita bergerak penuh energi.

Saya masih ingat saat masa kecil dulu dengan beberapa teman tanpa kenal lelah memotong bambu pada siang hari tanpa mempedulikan lapar dan dahaga. Semua itu dilakukan demi mengejar kepuasan membuat mercon bambu yang nyaring bunyinya dan bisa memekakkan telinga. Bulan Ramadhan seperti memberikan energi lebih kepada kami untuk berbuat sesuatu yang kami senangi. Mau siang ataupun malam hari di Bulan Ramadhan bagi kami anak-anak saat itu terasa begitu nikmat untuk diarungi. Setiap dentuman mercon bambu seperti ingin mengatakan, "Ramadhan, ayo kita bersenang-senang!".

Ngabuburit

Bisa jadi inilah momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang sepanjang waktu pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan. Menunggu saat-saat berbuka puasa sembari melakukan beberapa hal sampai waktu adzan maghrib tiba. Ngabuburit bisa berwujud banyak hal. Mulai dari yang memiliki nilai manfaat sampai yang bisa dibilang tidak berfaedah samasekali. Mulai dari mengikuti majelis ilmu sampai dengan duduk termangu membiarkan waktu demi waktu berlalu. Tidak bisa dipungkiri bahwa waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang berpuasa adalah tibanya waktu berbuka. Dan dalam rangka menunggu saat itulah sebagian orang berkreasi dengan caranya masing-masing.

Stasiun televisi berlomba-lomba membuat program acara untuk "membunuh waktu tunggu" berbuka puasa. Tidak ketinggalan para muda mudi ramai-ramai datang ke bazar kuliner untuk memborong jajanan buka puasa. Beraneka ragam cara yang kita tempuh untuk menjalani aktivitas ngabuburit ini, yang menjadikan hari-hari menjelang maghrib terasa sangat berbeda dibanding biasanya. Waktu yang umumnya hanya dihabiskan dengan berdiam diri di rumah kini menjadi beraneka warna. Ada yang bersiap menunggu waktu berbuka di rumah masing-masing. Ada yang berkumpul dengan sanak kerabat atau teman sejawat untuk melakukan kegiatan buka bersama. Ada yang membaur di masjid-masjid untuk mendengarkan tausiyah sembari menantikan saat berbuka. Meskipun sekarang masih dalam periode pandemi akan tetapi semua kebiasaan tersebut tetaplah dirindukan setiap kali Bulan Suci Ramadhan datang.

Kembalinya Takjil Langka

Terdapat beberapa jenis makanan atau hidangan tertentu yang keberadaannya hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Bulan suci Ramadhan biasanya mampu memantik kemunculan kembali hidangan takjil yang pada hari-hari biasa mungkin sulit dijumpai. Sebagai contoh mungkin di bulan-bulan yang lain kita sulit menemukan hidangan es timun suri meski sebenarnya minuman tersebut tidak sulit-sulit amat untuk dibuat. Namun memasuki Bulan Suci Ramadhan buah jenis ini seperti langsung membanjiri pasaran. Seakan masa panennya hanya di Bulan Ramadhan saja meski sebenarnya di waktu-waktu yang lain para petani buah juga bisa menanam dan memanennya. Bedanya, pada hari-hari biasa timun suri seperti tidak diminati yang berakibat enggannya petani untuk menanamnya. Sementara saat memasuki Ramadhan entah bagaimana tiba-tiba peminat timun suri meningkat pesat.

Mungkin bukan hanya es timun suri yang bernasib seperti itu. Makanan atau minuman jenis lain pun bisa jadi mengalami situasi serupa. Dan hal ini bagi para pecinta kuliner langka justru menjadi kabar yang menggembirakan. Bisa menikmati kembali hidangan yang timbul tenggelam dan dilupakan oleh zaman. Para penjaja takjil pastinya ingin menawarkan sesuatu yang menarik minat pembeli, salah satunya dengan membuat hidangan yang lain daripada yang lain.

Ramadhan akan selalu menghadirkan cerita yang luar biasa kepada siapapun yang mengharapkan terjadinya hal itu. Tidak salah kiranya apabila bulan ini dilabeli sebagai salah satu kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Baginda Nabi Muhammad SAW. Kita akan menyaksikan beragam hal luar biasa sepanjang perjalanan Ramadhan dengan berbagai bentuk dan rupanya. Dan yang pasti semua hal itu akan terus menciptakan kesan yang membuat kita selalu merindu kehadiran Ramadhan untuk saat ini dan seterusnya.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun