Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com
Saya Pengin Mengulang Sukses, Menurunkan Berat Badan seperti Ramadan Tahun Lalu!
"Sudah nggak papa, dari pada makanan dibuang, kan sayang, lagian cuma sesekali ini" si bunda merayu si ayah makan nasi.
Rupanya kata "sesekali" sangat manjur, tapi karena sering diucapkan, tanpa disadari menjadi berkali-kali, akibatnya berat badan enggan beranjak di seputar 80-an. Maka bulan Ramadhan, selain focus beribadah, bisa sekalian menata ulang komitmen untuk hidup sehat dan disiplin mengonsumsi makanan kaya serat.
Saya Pengin, Berat Badan Saya (minimal) Seperti Pasca Ramadan Tahun Lalu !
Menjawab tantangan samber thr Kompasiana hari pertama, selain ibadah lebih tekun, salah satu harapan Ramadan tahun ini, adalah mengupayakan berat badan di angka 70 -75 kg. Saya akan kembali mempraktekkan strategi lama (Ramadan tahun lalu), yaitu memperhatikan pola makan dan jenis asupan.
-------
Bagaimana kabar saudara sepupu yang pengin menurunkan berat badan ? Begini, pada bulan Desember tahun 2018, kebetulan ada kerabat yang punya hajatan (menikahkan anak bungsunya)
Saya masuk dalam hitungan keluarga besar, diwanti-wanti bisa pulang sekeluarga, sekalian ibu di kampung sudah kangen pengin ketemu cucu-cucunya. Saya benar-benar menyiapkan waktu, kebetulan sekolah anak-anak libur, jadi rencana pulang kampung sekeluarga lengkap bisa direalisasikan. Dan di acara hajatan, orang yang saya cari untuk menagih janji, akhirnya ketemu juga.
Apakah adik sepupu saya sudah kurus? Oo, tenyata sodara, tidak ada perubahan sama sekali---hehehe-- padahal semua strategi da pengalaman sudah saya bagikan. Malah, tubuhnya lebih gemuk dibanding saat lebaran, ayah satu anak ini, tidak bisa duduk di lantai (karena perutnya tertekan)
"Duh mas, diet itu susah banget yo" keluhnya
Saya manggut-manggut sambil tersenyum kecut, membenarkan bahwa istiqomah atau konsisten butuh effort tidak kecil, karena yang dihadapi bukan orang lain tetapi diri sendiri.
Saya jadi ingat pesan Rasulullah selesai perang badar, "bahwa perang paling besar adalah perang melawan diri sendiri", konsisten adalah contoh peperangan besar melawan diri sendiri itu. Konon diriwayatkan, selama bulan Ramadan setan dirantai dan pintu surga dibuka, setan bisa dimaknai hawa nafsu yang di dalam diri kita manusia.