Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berbuka Puasa Hemat Bareng Keluarga ala Konten Kreator

20 April 2023   04:43 Diperbarui: 20 April 2023   04:56 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer's, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Semoga puasa kita membawa keberkahan, berhasil memroses diri menjadi pribadi lebih baik--aamiin.

Tanpa terasa, kita sudah di ujung Ramadan. Dan tantangan Samber THR kali ini, bertepatan dengan hari ke 29 Ramadan. Semoga hari- hari di bulan suci tahun ini, tidak ada yang sia-siakan. Semoga kita semua dipanjangkan usia, kembali bersua Ramadan tahun berikutnya.

Soal kegiatan berbuka puasa, Ramadan tahun ini saya lebih sering berbuka di rumah. Berbuka bareng keluarga, dengan menu yang disiapkan istri. Menu berbuka (terbilang) biasa atau standar, tapi mengajari saya untuk bersyukur. Kalau ingat di masa sulit seperti sekarang, masih dimampukan bertahan dan dapur tetap ngebul.

Dan hanya sesekali menghadiri undangan berbuka, itupun sambil ngejob (nulis dan video). Kalau dihitung, mungkin hanya sekitar sepuluh kali  bekerja sekalian berbuka di luar rumah. Itupun saya memilih lokasi, yang tidak terlalu jauh dari rumah. Ada yang terpaksa (tidak banyak, sih) saya tolak, karena pertimbangan waktu dan jarak tempuh ke lokasi.

Pertimbangan saya menolak acara bukber, soal ke bisa atau tidak bisa mengejar ibadah malam di bulan Ramadan. Sholat Taraweh adanya di bulan suci, sebisanya saya menjaga untuk mengerjakan. Prioritas sholat di masjid, tapi kalau terpaksa sholat di rumah.

Biasanya, selesai acara bukber saya langsung pamit. Tidak bergabung untuk ngobrol dulu, atau mampir ke mana dulu. Karena malam Ramadan hanya sebentar, (menurut saya) sayang kalau dilewatkan.

acara undangan bukber- dokpri
acara undangan bukber- dokpri

-----

Kompasianer's, masa pandemi membawa hikmah yang luar biasa dahsyat. Kita semua dituntut (atau dipaksa), beradaptasi dengan hal dan atau kebiasaan baru. Kita mulai akrab dengan yang online, efek dari era digital. Dan terbukti lebih praktis dan ekonomis, kita bisa mengerjakan hal yang lain.

Misalnya mau membeli makanan, kita tidak lagi harus repot keluar rumah. Untuk berbuka saya memesan makanan secara online, diantar tepat waktu empatpuluh menit sebelum adzan maghrib. Istri dan anak juga demikian, sudah akrab dengan belanja online.

Termasuk dalam bekerja, kita tidak harus stay ke kantor saban hari. Berangkat dan pulang melawan macet, sehingga lebih capek dan butuh budget lebih.

Tetapi kini bekerja bisa secara remote, yaitu dikerjakan dari jarak jauh (dikenal dengan istilah WFH- work from home). Toh, parameternya adalah hasil. Selama result kerja online mencapai target, soal teknis sudah bukan masalah.

Sebagai freelancer, Ramadan ini ada beberapa pekerjaan online saya kerjakan. Hadir di webinar melalui zoom, dan tawaran menulis juga secara online. Namanya rejeki, tak elok kalau ditolak, selama sanggup saya tidak enggan mengambilnya.

Efek dari pekerjaan online, saya melewatkan waktu berbuka di rumah. Bukber dengan kakak-kakak, hanya sekali kami lakukan. Bahkan saking menikmati berbuka bersama keluarga, tahun ini saya absen berbuka di masjid. Di sekitar rumah saya ada tiga masjid jami', masing-masing menyediakan menu berbuka untuk jamaahnya.

Kebiasaan berbuka di rumah kami, setelah mengonsumsi takjil (pembatal puasa) kami berhenti sejenak untuk maghrib. Saya beranjak ke masjid dekat rumah, bareng anak lanang. Di masjid biasanya masih ada snack, saya masih bisa membawa pulang.

Selepas menegakkan sholat fardu, pulang dan makan makanan berat. Tapi karena perut terisi takjil plus snack dari masjid, saya makan berat tidak terlalu banyak. Dengan cara yang saya terapkan, terhitung lumayan hemat budget disediakan.

Etapi, sebagai konten kreator saya punya cara efektif, berbuka puasa hemat bareng keluarga. Bahkan tidak sekadar hemat, tapi bisa gratis. Kompasianer's, baca sampai selesai artikel ini ya.

bukber keluarga besar-dokpri
bukber keluarga besar-dokpri

Berbuka Puasa Hemat bareng Keluarga ala Konten Kreator

Ya, buka puasa tahun ini, sering saya lewatkan di rumah bareng keluarga. Melihat istri dan anak-anak bersantap dengan lahap, rasa lelah dan capek menjemput nafkah terbayar sudah. Apalagi, kalau anak-anak suka dengan menu tersedia, saya mengalah dan makan menu lain.

MasyaAlloh, nikmatnya menjalani peran keayahan. Meski harus berkorban dan menekan ego, tapi ayah akan menemukan kebahagiaan dari sudut pandang yang berbeda. Kebahagiaan saya dapat, bersumber dari kebahagiaan yang dirasakan oleh anak dan istri.

Unik banget pada point ini, padahal saya tidak ikut bersantap sate (menu kesukaan anak wedok). Bahkan sate yang seharisnya menjadi bagian saya, dengan rela saya berikan pada anak wedok. Tapi justru dari sikap ini, bahagia tak terkira saya rasakan.

dokpri
dokpri

-------

Oke, meneruskan pragraf "sebagai konten kreator saya punya cara efektif, dsb---"  (paragraf sebelum sub judul) Saya mau berbagi pengalaman pribadi, berbuka puasa hemat bahkan gratis. Tak tanggung-tanggung, menu berbuka yang kami santap terbilang tidak murah.

Yaitu dengan cara, menawarkan (sedikit) kebisaan menulis dan editing video. Kepada pelaku usaha kuliner, terutama di sekitaran tempat kediaman. Alhamdulillah, da yang deal dengan nominal angka tertentu. Tetapi ada juga kejadian, deal dengan sistem barter. Sebagai pelaku usaha kuliner baru, ada yang menyanggupi kerjasama dengan sistem barter.

Yaitu saya membuatkan konten video,  untuk promosi menu yang mereka miliki. Kemudian menu yang digunakan untuk pembuatan konten, sekaligus untuk barter yang bisa saya bawa pulang. Saya tidak keberatan dengan sistem ini, sekalian membantu promosi di medsos.

Kerjasama barter, (lagi-lagi) saya hitung jarak dan waktu tempuh menuju lokasi. Yaitu di sekitar tangerang selatan, sehingga saya tidak terlalu berpikir panjang. Tapi kalau lokasi di luar Tangsel bahkan luar kota, sebaiknya barang dikirim melalui kurir. Kebetulan ada pelaku usaha dari Jogja, melakukan demikian (kirim produk).

dokpri
dokpri

Berbuka puasa hemat (bahkan gratis) bareng keluarga ala konten kreator. Sungguh, menghadirkan seni tersendiri. Terutama di bagian negosiasi, sehingga nilai makanan setara dengan nominal saya tawarkan. Tetapi sebenarnya, saya cukup flexible soal hitungan angka, karena niatnya membantu.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun