Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lelaki Rendah Hati Pemantik Semangat Mengaji

19 Maret 2025   06:45 Diperbarui: 19 Maret 2025   06:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelaki Rendah Hati Pemantik Semangat Mengaji
Bersama Ustad pengasuh Rumah Tahfidz - dokpri 

Dengan ayah dua anak ini, sebenarnya saya familiar dengan wajah-nya sejak lama. Dulu semasa awal menikah, saya pernah tinggal di kontrakan tidak jauh dari masjid.

Lelaki sederhana, dengan bacaan Qur'an yang tartil menjadi imam tetap di masjid daerah Tangsel. Saya kalau sedang di rumah, turut berjamaah di masjid ini.

Belasan tahun kemudian, kami ketemu dengan tidak disengaja. Setelah saya pindah rumah, anak anak beranjak dewasa. Beliaupun demikian, sudah berkeluarga dengan penampilan santun berwibawa.  

Ketika itu komunitas saya gawangi, hendak mengadakan kegiatan berbagi. Kegiatan didukung brand ternama, mencari Yayasan penerima. Saya melihat spanduk rumah tahfidz di tempat umum, menghubungi nomor yang tertera.

Setelah janjian via phone, pada pertemuan itu melempar ingatan ke belakang. Ustad As'ad namanya, dengan mudah saya mengingat wajah-nya. Kini bersama istri, Pak Ustad menjadi pengelola Rumah Tahfidz itu.

Ketika berbincang, saya menyinggung nama masjid -- tempat beliau menjadi imam--, maka tersebutlah nama- nama jamaah. Termasuk (alm) ayah mertua, juga kenal ibu mertua dan kakak mbarep. Dan beliau sekarang masih menjadi imam, masjid tempat kali pertama saya melihatnya.

Sepanjang obrolan, saya menangkap kesan yang baik. Selalu menyimak penuh yang disampaikan orang lain, menanggapinya dengan kalimat yang tertata. Pun saat memberi tanggapan, tidak ada kesan menonjolkan diri.

Saya tahu, beliau penghafal quran yang tawadhu. Menyampaikan ilmunya, kepada anak-anak santri di Rumah Tahfidz dikelola. Bahkan beliau rela resign dari kantor tempat bekerja, karena faktor lingkungan yang kurang mendukung.

Hapalan mengaji yang dimiliki, kawatir tumpul karena tidak diasah setiap hari. Dan setiap ada tugas ke luar kantor, godaan menerima uang saku di luar gaji sangatlah tinggi. Maka dengan bulat hati, beliau mengundurkan diri setelah dua tahun ngantor.

Dan kini, lelaki sederhana mengabdikan diri untuk Rumah Tahfidz. Mengajar di beberapa tempat, menanamkan kecintaan pada kitab suci. Termasuk kepada kami para bapak, ikut belajar mengaji di akhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

19 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 17 
20 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 4

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 18
21 Mar 2025

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 19
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun