Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Ujian Puasa Itu Bernama Membungkus Madumangsa

28 Maret 2025   09:24 Diperbarui: 29 Maret 2025   06:36 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujian Puasa Itu Bernama Membungkus Madumangsa
Kreasi Canva Madumongso - dokpri

Belakangan di TikTok, sedang marak video jenaka 'lebaran core'. Melihat video berseliweran, menerbitkan senyum sembari bernostalgia. Saya mengalami sendiri, ketika duduk di bangku SD sampai SMA.

Orangtua di kampung pada umumnya, beberes dari A sampai Z menjelang hari lebaran. Alasan ibuk dan bapak saat itu, adalah untuk menghormati tamu. Sementara nenek berujar, "ben pantes disawang uwong" (biar pantas dilihat orang).

Video Ramadan core, sangat relate dengan kenyataan keseharian. Saya pernah mengalami, seminggu sebelum lebaran membantu bapak ngecat. Mulai pagar di depan rumah, sampai dinding di dalam rumah.

Ibu membersihkan kolong dapur, peralatan plastik dan segala barang tak terpakai dibuang. Teras yang plur semen, dibersihkan dari lumut yang menempel di pinggir. Rumput halaman dipapras habis, tanaman yang rimbun bernasib sama.

Soal jajanan, rupanya ibu mengikuti jejak ibu-nya -- atau nenek saya. Yaitu mengolah panganan rumahan, yang jarang ada di hari- hari biasa.

"Kalau beli mahal, mendingan masak sendiri," ujar ibu

Setiap lebaran nenek rutin membuat jenang -- atau dodol--, memasaknya berjam-jam mendatangkan tukang masak. Jenang diolah semalaman, baru selesai menjelang subuh. Btw, jenang nenek memang tiada dua.

Sementara ibu membuat madumangsa---lidah Jawa menyebut madumongso--, mengolahnya tidak sepanjang jenang. Tetapi setelah matang, proses membungkus butuh perjuangan ekstra. Dan itu tugas saya dan kakak, mengerjakan bungkus- membungkus madumongso.

Pekerjaan yang lumayan membosankan, membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Tape ketan di dua ember ukuran sedang, dibungkus kecil seukuran dua kelereng. Dengan sekali dua kali duduk, dijamin tidak bakalan selesai.

Mengerjakan tugas yang satu ini, membuat kami kehilangan waktu bermain dengan teman. Siang, sore, malam, kami duduk bersanding ember tape ketan. Tak jarang kakak beradik ini ngedumel, atas ide ibu yang luar biasa brilian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

01 Apr 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Suasana Hati Usai Minta Maaf dan Memaafkan

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 30 
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun