Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com
Surat Cinta untuk Kampung Halaman
"Tuhanku, jadikan kampung ini tempat tinggal kami dan jadikan desa ini sebagai rezeki yang baik."
Merindukan kampung halaman adalah merindukan masa kecil. Setiap kuingat kampung halamanku, hati ini tak bisa membatu. Indahnya membeku. Hanya merindu dendam bila teringat kampung halaman yang indah, damai, dan tentram. Bergilir ada bayi dan anak kecil yang kaki-kakinya lincah menari dan berlarian. Banyak ucapan canda sahut-sahutan, dan banyak senda tawa terhias beterbangan. Saat panen padi, saat memetik mentimun, mengumpulkan kelapa-kelapa tua, ngabedahkeun di kulah di kolam ikan, dan di mana-mana.
Di kaki gunung yang biru, di situlah indah kampung halamanku. Gunung-gunung menjulang tinggi dengan kehangatan mentari di pagi hari, dan sungai yang jernih yang airnya mengalir berdesir-desir. Aku suka jalan pagi bertepuk hamparan padi di kanan dan kiri, dan gumpalan tipis awan-awan di atasku seperti kapas yang mengambang indah untuk diabadikan. Sementara ciutan burung-burung terbang berkejaran menyanyikan harmoni alam yang indah. Seindah kupu-kupu di balik bunga. Di kampung itulah, aku pertama mengeja kata.
Sepekarangan dengan hunian unggas dan soang, di situlah tempat kampungku berada. Tempat yang indah dengan keanekaragaman budaya yang unik. Di kampungku di kaki gunung Gede, terdapat banyak pengajian yang melekat erat dengan kehidupan masyarakat setempat. Hangat dan indahnya kampung halaman sampai kapan pun tak akan pernah kulupa
Satu batang padi liar aku potong. Lalu, aku membuat seruling dengannya dan meniupnya diiringi liukan tarian indah alang-alang. Riang gembira dengan langkah-langkah bahagia. Menapak jalan-jalan kecil di atas Gunung Mananggel, di lapang Stasiun Sayang, hingga Karyamukti di Gunung Padang.
Merindukan kampung halaman adalah merindukan masa kecil. Banyak kaki lincah berlarian di balik lorong rimbunnya pohon-popon bambu. Bermain bebeletokan perang-perangan, lalu mandi bersama di kolam empang. Lalu kami pulang dengan tawa dan keceriaan membawa batu-batu bulat untuk kami taruh di halaman depan. Berjalan cukup jauh di jalan pematang. Kemudian mengembara tidak henti-hentinya, mulai dari cari belut dan ikan di kolam, hingga cari daun cincau di Cantilan. Semua tercatat lekat dalam kenangan.
Kampungku, Kenangan Indah yang Tak Pernah Pupus dalam Gemerlap Kota
Pagi itu, ada tetangga manis dan pendatang baru yang datang mengenalkan. Ramah senyumnya, hangat hatinya. Lalu, tak lama sebagian teman berpulang dan bermakam. Sebagian pergi ke benua seberang. Hati dan jiwaku tetap tetap tertanam di kampung halaman, meski kaki menjejak di negeri orang.
Keluarga dan orang-orang tercinta kini sementara aku tinggalkan. Mereka hidup penuh cinta dan ketenangan. Lalu, aku titipkan mereka pada daun dan kerimbunan yang sementara aku tinggalkan. Bersahaja di desa yang kenangan indahnya tak kan pernah pupus dalam gemerlap kota.
Kampungku, engkau tahu aku pergi ke negeri orang. Menuntut ilmu dan menguatkan iman. Aku pergi bukan sekedar untuk mencari wawawasan, memperkaya pengalaman, dan merangkai impian-impian. Juga segenggam rezeki yang telah Allah amanahkan. Aku pergi untuk hidup dan penghidupan, juga untuk kebaikan dan impian jangka panjang.
Kampungku, tempat yang selalu kucintai dan rindukan. Terlalu banyak kenangan indah dan pelajaran berharga yang tak bisa ku lupakan di sana. Meskipun telah berpisah jauh denganmu, setiap waktu yang kuhabiskan di negeri orang, aku selalu merindukanmu. Menyapu halaman, menanam bunga dan tanaman, shalat berjamaan di 3 masjid, atau berolahraga. Naik sepeda, dari satu kampung ke kampung lainnya.
Kampungku, tempat yang telah mempengaruhi karakter dan kepribadianku. Di sana, aku belajar banyak tentang kerja keras, ketekunan, dan kejujuran dari para tetua dan orang tua di sekitarku. Sifat-sifat ini selalu mengiringiku dalam melangkah ke depan dan berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Kampungku, tempat yang selalu kaya akan keunikan kuliner. Lotek, karedok, tutug oncom, bandros, opak, dan es cincau adalah beberapa makanan khas yang tak pernah lekang oleh waktu. Rasanya yang lezat dan khas selalu menjadi kenangan indah yang membuatku ingin pulang ke kampung halaman secepatnya.
Kampungku, tempat yang memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk berkembang dan mencapai sukses. Ada banyak sahabat dan kenalan yang berasal dari kampungku, pergi merantau ke negeri orang dan membawa nama baik dan kesejahteraan. Mereka adalah bukti bahwa kampungku bukanlah tempat yang membatasi seseorang untuk meraih impian dan cita-citanya.
Kampungku, tempat yang membangun karakter dan integritasku. Nilai-nilai luhur seperti gotong-royong, menghormati orang tua, dan berbakti kepada sesama selalu terjaga dengan baik di sana. Aku selalu merasa bersyukur menjadi bagian dari masyarakat kampungku yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Kampungku, tempat yang penuh dengan kegiatan sosial dan kebersamaan. Ada banyak kegiatan yang diadakan oleh masyarakat, seperti membersihkan lapang, taman dan jalan-jalan, pengajian, dan peringatan hari besar keagamaan. Semua kegiatan tersebut selalu diikuti dengan rasa kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain. Ada makanan ringannya, ada kopinya, dan ada liwet sebagai penutup makan siang jika ada gotong royong membersihkan lingkungan.
Kenangan Indah dari Kampung Halaman
Tak jarang juga, aku memperoleh pelajaran berharga dari kampungku. Walaupun hanya kecil namun selalu membekas dalam ingatanku. Sebuah pelajaran sederhana tentang kebersamaan dan gotong-royong di antara warga. Atau sebuah pelajaran tentang kerja keras dan ketekunan dari seorang petani di sawah.
Kampungku, tempat yang memberikan inspirasi bagi ku untuk melakukan perubahan positif di masyarakat. Dari kampungku, aku belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, membantu sesama, dan memperjuangkan hak-hak yang adil untuk semua orang. Aku selalu berusaha untuk membawa nilai-nilai tersebut ke lingkungan tempatku tinggal sekarang.
Kampungku, tempat yang selalu memberikan perasaan haru dan rasa syukur di hatiku. Aku selalu merasa bahagia dan tersentuh saat pulang kampung. Menginjakkan kaki di tanah kelahiranku, aku langsung merasakan kehangatan dan keakraban dari warga sekitar. Seperti sebuah keluarga besar yang selalu menyambut kehadiranku dengan tangan terbuka.
Sekilas pandangku, kukenang lagi kenangan-kenangan indahku. Pemandangan hijau perbukitan yang menyejukkan hati, deretan sawah yang hijau subur, dan aliran sungai yang jernih menjadi sajian indah dari alam kampungku. Tidak hanya itu, budaya dan kearifan lokal yang melekat pada masyarakatnya selalu membuatku takjub. Semua itu telah membentuk diriku menjadi pribadi yang menghargai alam dan budaya.
Namun yang paling berkesan adalah saat kampungku mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya hingga saat ini. Aku takjub melihat betapa teguhnya warga kampungku memegang teguh adat dan budayanya. Mereka telah memberikan contoh kepada dunia bagaimana menjaga kearifan lokal yang berharga dan mempertahankan warisan budaya nenek moyang mereka.
Semoga, liburan dan lebaran tahun depan, aku bisa menghabiskan kerinduan masa kecilku di kampung halaman. Aku pasti akan kembali, dan disana pula aku akan berpulang.
"Ya Tuhanku, jadikan negeri ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian" (Al Baqarah 2 : 126)