Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Guru

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Salus Populi Supreme Lex Esto"

7 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 8 Mei 2021   00:03 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Salus Populi Supreme Lex Esto"
Fenomena Berbelanja di Pasar Pagi, Pasar Cempaka Banjarmasin (Sumber: https://apahabar.com/2020/04/bila-banjarmasin-di-psbb-hanya-dua-pasar-yang-buka)

Jika menghitung hari, Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) akan jatuh pada tanggal 1 Syawal 1442 Hijriah atau 13 Mei 2021 nanti. Tak terasa hampir genap 1 bulan lamanya umat Islam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan ini.

Tentu sudah menjadi tradisi di seantero Nusantara sejak dulu, bila Hari Raya Idul Fitri akan tiba, akan selalu dibarengi dengan tradisi belanja keluarga.

Baju baru biasanya menjadi salah satu pilihan utama yang banyak diburu di pasar-pasar rakyat hingga di pusat-pusat perbelanjaan yang ada.

Selain baju baru, aneka kue kering atau kue khas Lebaran juga menjadi pilihan kedua, yang biasanya tak pernah menghilang dari catatan pengeluaran keluarga.

Apakah Pandemi Menghapuskan Tradisi?

Saat pandemi Covid-19 merebak di Tanah Air, awalnya ditanggapi dengan kepanikan dan kekuatiran di kalangan masyarakat kita. Apalagi ketika menyaksikan berbagai tayangan video yang muncul di televisi maupun media jejaring sosial lainnya yang menggambarkan bagaimana korban berjatuhan di Wuhan, Cina.

Namun lambat laun, kepanikan dan ketakutan tersebut mulai berangsur-angsur berkurang. Pemerintah Republik Indonesia melalui berbagai lembaga terkait mulai mempromosikan protokol kesehatan sebagai salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 di lapangan.

Bahkan promosi tersebut juga dilakukan sendiri oleh Presiden Jokowi dengan menggandeng lembaga ataupun kelompok masyarakat. Seperti dirilis oleh VoA Indonesia, di mana Presiden Jokowi berkolaborasi dengan para seniman Tanah Air untuk mempromosikan protokol kesehatan kepada masyarakat luas.

Presiden juga tak henti-hentinya mengimbau kepada seluruh gubernur se-Indonesia agar terus-menerus mensosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.

Saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) digelar secara masif di banyak kota di Indonesia, juga selama bulan Ramadan 1441 lalu, rupanya tidak menghalangi niat sebagian masyarakat kita untuk pergi berbelanja dan berbondong-bondong menyerbu pasar-pasar maupun berbagai pusat perbelanjaan yang ada.

Bahkan sepertinya pemberitaan yang mengangkat fenomena adanya para pembeli yang panik setelah mengetahui kabar bahwa salah kasir di sebuah pusat perbelanjaan meninggal karena Covid-19, seperti dilansir tribunnews.com, tidak mengurangi animo berbelanja masyarakat pada umumnya menjelang Idul Fitri setahun kemarin.

Situasi serupa tapi tak sama tentu pada minggu terakhir di bulan Ramadan ini dengan mudah dapat kita jumpai di mana-mana. Masyarakat sudah mulai menyerbu pasar-pasar dan aneka pusat perbelanjaan yang ada untuk membeli baju baru dan aneka kebutuhan rumah tangga menyambut datangnya Hari Idul Fitri 1442 Hijriah yang sudah ada di depan mata.

Tip Aman Belanja Jelang Lebaran

Sebenarnya masyarakat luas sudah mendapatkan edukasi yang cukup masif berkaitan dengan pelaksanaan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia hingga saat ini.

Imbauan untuk mengurangi keluar rumah, selalu menjaga jarak, tidak mendatangi pusat-pusat keramaian yang cenderung menciptakan kerumunan, selalu mencuci tangan, dan memakai masker, sudah menjadi sesuatu yang umum untuk dipahami.

Bahkan untuk mendukung semua itu, para pemilik toko online yang hadir melalui beragam situs dan aplikasi yang ada di Indonesia, dengan gencar melakukan promo besar-besaran; bahkan tidak sedikit yang kemudian menawarkan pembebasan ongkos kirim (ongkir) bagi para konsumennya.

Dan pilihan untuk berbelanja online ini kini menjadi salah satu alternatif aman sekaligus langkah nyata yang bisa kita lakukan untuk bahu-membahu bersama pemerintah setempat ikut memerangi pandemi Covid-19 ini.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa berbelanja secara online tentu ada kekurangannya, misalnya saja berkaitan dengan warna produk yang tidak sesuai dengan contoh yang terdapat pada aplikasi, ukuran baju yang tidak sesuai ekspektasi, rasa makanan yang jauh dari harapan, dan lain sebagainya.

Dan karena rasa tidak puas tersebut, maka sebagian orang kemudian tetap memertahankan tradisi untuk berbelanja secara langsung ke pasar-pasar atau pusat-pusat perbelanjaan yang ada. Meskipun sebenarnya mereka-mereka ini sadar bahwa virus Covid-19 masih mengintai di mana-mana.

"Salus populi supreme lex esto" demikian bunyi sebuah pepatah dalam bahasa Latin yang setahun lalu sempat dipopulerkan oleh mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Idham Azis. Hampir di setiap pos polisi berdiri spanduk bertuliskan pepatah Latin tersebut, yang mempunyai makna "Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi".

Bahkan beberapa waktu yang lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD., kembali mencuitkan pepatah Latin tersebut sebagai salah satu asas hukum dalam kaitannya dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dari pepatah Latin tersebut, kita semua tentu bisa ikut mengambil peran di dalamnya. Karena dengan menjaga diri kita baik-baik dari ancaman terpapar virus Covid-19; maka dengan sendirinya kita sudah ikut menjaga keluarga kita masing-masing. Jika keluarga-keluarga kita sudah terjaga dengan baik, maka otomatis masyarakat yang lebih luas akan terjaga juga.

Kesimpulannya, mari kita ambil langkah bijaksana dalam menjalankan tradisi berbelanja menyambut Hari Raya Idul Fitri mendatang. Kalau pun terpaksa harus pergi ke pasar-pasar atau pusat-pusat perbelanjaan, pastikan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jika merasa khawatir atau takut terpapar virus jahat ini, maka belanja online menjadi salah satu alternatif yang mungkin bisa dilakukan.

Banjarmasin, 7 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun