AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Jurnalis

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengurangi Makan 3G untuk Jaga Berat Badan

23 April 2021   23:12 Diperbarui: 24 April 2021   00:05 3225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengurangi Makan 3G untuk Jaga Berat Badan
Ilustrasi foto:lifepack.id

Istilah 3G banyak sekali punya arti. Ada 3G yang berarti third-generation technology, sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon seluler.

Istilah 3G juga dipakai untuk singkatan dari Gold, Glory, dan Gospel. Semboyan yang melatarbelakangi praktik kolonialisme dan imperalisme oleh bangsa-bangsa Eropa.

Di kalangan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga ada. Salah seorang pelaku usaha Pahlawan Ekonomi punya produk kacang goreng yang dinamakan 3G. Produknya sudah dijual di ritel modern dan di dalam pesawat Citilink. Merek 3G dipilih mewakili tiga huruf depan nama anaknya, yakni Galuh, Gilang, dan Guntur.

Nah, 3G yang saya maksudkan adalah istilah yang kerap terlontar dari dokter-dokter di Surabaya. Ya, kalau mau jauh dari penyakit dan sehat, harus mengurangi makanan yang banyak mengandung 3G, yakni gula, garam, dan gorengan.

Ilustrasi foto:sensorex.com
Ilustrasi foto:sensorex.com
  • Gula

Mengonsumsi gula itu diperlukan. dalam beberapa referensi dan info sehat, gula dipakai untuk sebagian besar energi tubuh. Gula dari makanan dan minuman yang masuk ke perut akan diolah menjadi glukosa dan dialirkan ke dalam darah.

Setiap sel akan mengolah glukosa yang diterimanya lewat proses glikolisis untuk dijadikan asam piruvat dan asam laktat. Selanjutnya, dua senyawa ini akan diolah lebih lanjut menjadi adenosin trifosfat (ATP).

Nah, ATP inilah yang menjadi sumber energi utama untuk menunjang semua kegiatan tubuh dan setiap organ dalamnya.

Pada waktu bersamaan, sisa glukosa yang tidak diolah menjadi energi akan disimpan sebagai glikogen di dalam otot dan hati (liver). Ketika sumber energi utama sudah habis, simpanan glikogen tersebut akan dipakai sebagai cadangan energi.

Tujuannya tentu agar Anda tidak sampai benar-benar kehabisan tenaga saat melakukan aktivitas fisik intens yang menguras cukup banyak energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun